SOLOPOS.COM - Ilustrasi toilet (bloguin.com)

Harianjogja.com, KULONPROGO—Layanan sedot tinja di Kulonprogo lebih banyak menganggur. Selain minimnya kesadaran masyarakat, tangki mobil rusak serta ketidakjelasan perda terkait nominal pembayaran jasa menjadi kendala.

Berdasarkan data yang dihimpun Harian Jogja, UPTD Kebersihan Pertamanan Dinas PU Kulonprogo melakukan penyedotan di septic tank sebanyak 85 kali pada 2011 dan 80 kali pada 2012.

Promosi Keturunan atau Lokal, Mereka Pembela Garuda di Dada

Sementara tahun ini hampir bisa dipastikan tidak ada penyedotan. Padahal, pemilik septic tank di Kulonprogo berjumlah 75.000 KK dan jika dihitung berdasarkan potensi penyedotan dalam satu tahun terdapat 15.000 kali penyedotan.

Kepala UPTD Kebersihan Pertamanan Dinas PU Kulonprogo, Sarno Widodo, Selasa (8/10/2013) mengungkapkan, rendahnya kesadaran masyarakat menjadi penyebab rendahnya permintaan layanan sedot tinja.

“Kebanyakan orang akan memanggil jasa sedot tinja kalau septic tank bermasalah, selama dirasa baik-baik saja maka mereka mengabaikan layanan ini,” urainya.

Dijelaskannya, tidak semua tinja dalam septic tank larut dengan air karena terdapat kotoran yang mengendap dan jika dibiarkan akan menumpuk serta membuat penampungan itu penuh.

Setidaknya, 30% dari keseluruhan tinja yang dikeluarkan melalui BAB per hari akan mengendap di septic tank.

Kendati demikian, ia mengatakan masyarakat tidak sepenuhnya salah karena dinas terkait seharusnya memberikan sosialisasi.

Jika tinja dibiarkan mengendap dan septic tank penuh maka tidak menutup kemungkinan kotoran akan keluar dan mencemari air sumur. Akibatnya, bakteri e-Coli mengkontaminasi air sumur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya