SOLOPOS.COM - Suasana salah satu stan UMKM yang memajang produk batik di pameran layanan keuangan mikro syariah dalam rangka peringatan hari lahir GP Ansor di kompleks Stadion Manahan, Solo, Sabtu (14/7/2012). (JIBI/SOLOPOS/Daniel Ari Purnomo)

Suasana salah satu stan UMKM yang memajang produk batik di pameran layanan keuangan mikro syariah dalam rangka peringatan hari lahir GP Ansor di kompleks Stadion Manahan, Solo, Sabtu (14/7/2012). (JIBI/SOLOPOS/Daniel Ari Purnomo)

SOLO – Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Nusron Wahid, mengungkapkan baru 19% masyarakat Indonesia yang terlayani sistem keuangan bank. Sementara, sisanya masih terlilit dengan sistem keuangan rentenir dan tengkulak.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Layanan sistem keuangan kita saat ini masih terbatas, belum sampai ke akar rumpun. Baru 19% yang terlayani sistem keuangan bank dari 200 juta penduduk Indonesia. Sisanya dilayani rentenir dan tengkulak, tentu itu sangat memberatkan terutama para pedagang,” terangnya dalam pembukaan pameran produk keuangan dalam rangka peringatan hari lahir GP Ansor di kompleks Stadion Manahan, Solo, Sabtu (14/7/2012).

Ekspedisi Mudik 2024

Nusron menuturkan untuk meningkatkan jumlah masyarakat terlayani sistem keuangan bank, perlu adanya kerjasama antara sistem keuangan formal dan nonformal. Ditambahkannya, sistem keuangan seperti yang digulirkan melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) memberi pengaruh besar bagi perkembangan ekonomi masyarakat. “Seperti melalui PNPM itu yang mendapat kucuran dana Rp300-400 juta yang Rp100 juta digunakan untuk Sistem Pinjaman Perempuan (SPP) dan itu membantu masyarakat untuk mengembangkan usahanya,” ujarnya.

Lebih lanjut, Nusron menuturkan sistem keuangan Indonesia masih kalah jika dibandingkan Malaysia. Dikatakannya, sebagian besar masyarakat Malaysia memiliki tabungan di bank menandakan masyarakat Malaysia sistem ekonomi bank di sana. “60% penduduk Malaysia sudah memiliki tabungan. Hampir sebagian besar masyarakatnya terlayani sistem bank di sama. Dengan cara seperti ini pengentasan kemiskinan bisa lebih cepat,” ungkapnya.

Terkait pembukaan ekspo yang merupakan bagian rangkaian acara hari lahir (Harlah) ke-78 GP Ansor, Nusron menjelaskan ekspo tersebut dimaksudkan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat. “Dengan ekspo ini diharapkan mampu memberikan pendidikan kepada masyarakat untuk menggunakan sistem keuangan bank jangan lagi terlilit dengan rentenir. Kita jangan kalah dengan negara lain,” ujarnya.

Dalam rangkaian peringatan Harlah tersebut akan digelar International Islamic Financial Inclusion Summit (IFIS). Kegiatan yang baru kali pertama digelar selama peringatan Harlah GP Ansor tersebut lantaran selama ini masyarakat Indonesia dinilai belum memperoleh akses layanan lembaga keuangan. “Ekspo diikuti oleh lembaga keuangan mikro syariah dari Jawa Barat, Jawa Timur, Jakarta, dan DIY. Selain itu, juga diikuti oleh perbankan dari kalangan sektoril dan lembaga keunagan nonbank,” jelas Ketua Panitia IFIS, Fathkul Manskur.

Sementara itu, Wakil Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo, menjelaskan penyelenggaran Harlah GP Ansor di Stadion Manahan semakin memperkuat citra Kota Bengawan sebagai kota layak tempat pertemuan. “Sehingga dalam perkembangan nantinya bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat Solo dan sekitarnya,” katanya.Taufiq Sidik Prakoso)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya