SOLOPOS.COM - Sejumlah warga mendapatkan layanan administrasi penjaminan kesehatan di Kantor BPJS Boyolali, Rabu (29/6/2016). (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)

Layanan kesehatan Boyolali, BPJS Kesehatan menerapkan kebijakan khusus selama Lebaran.

Solopos.com, BOYOLALI–Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan menerapkan kebijakan khusus terkait prosedur pelayanan selama H-7 hingga H+7 Lebaran, atau mulai Rabu (29/6/2016).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Peserta BPJS Kesehatan yang sakit saat perjalanan mudik ke kampung halaman, tetap mendapatkan layanan dan jaminan pembiayaan tanpa harus melapor ke kantor cabang tempat peserta terdaftar.
“Namun harus dipastikan setiap peserta membawa kartu peserta jaminan kesehatan, baik BPJS Kesehatan, Kartu Indonesia Sehat, Askes, KJS, maupun Jamkesmas,” kata Kepala BPJS Kesehatan Cabang Boyolali, Diding Lukmana, saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Rabu.

Selain itu, prosedur pelayanan kesehatan juga dipangkas. Peserta bisa langsung mengakses fasilitas kesehatan (faskes) sekunder seperti rumah sakit tanpa harus menggunakan rujukan dari faskes primer, baik untuk penyakit standar maupun non emergency. Prosedur ini berbeda dengan kebijakan pelayanan BPJS pada umumnya yang mengharuskan peserta mengakses terlebih dahulu faskes primer untuk mendapat rujukan ke faskes sekunder. Di Boyolali, ada sembilan rumah sakit yang bekerja sama dengan BPJS. “Faskes tidak diperkenankan menarik iuran biaya kecuali kalau mau naik kelas,”kata Diding.

Untuk mendapatkan layanan kesehatan dan penjaminan pembiayaan dari BPJS, peserta juga harus memastikan kartu kepesertaannya dalam kondisi aktif. Artinya, peserta rutin membayar iuran.

Di Boyolali, jumlah peserta BPJS Kesehatan mencapai 582.349 peserta atau 60% dari penduduk Boyolali. Dengan kebijakan khusus dari BPJS ini, kemungkinan faskes di Boyolali banyak diakses peserta BPJS dari luar kota.

Diperkirakan ada tren peningkatan pengguna layanan kesehatan, seperti pada Juli tahun lalu saat Lebaran ada peningkatan 1% dari bulan-bulan biasanya.

“Kendati demikian kami berharap tahun ini tidak ada peningkatan pengguna layanan kesehatan, harapannya masyarakat sehat semua saat Lebaran.”

Plt.Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Ratri S.Lina, menjelaskan untuk memudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan selama arus mudik dan balik Lebaran, Dinkes Boyolali meningkatkan kerja sama den gan beberapa lembaga penjaminan pembiayaan, tidak hanya BPJS Kesehatan tetapi juga PT Jasa Raharja untuk klaim kecelakaan lalu lintas, serta BPJS Ketenagakerjaan dan PT Taspen.

“Biasanya kalau musim arus mudik, kasus kecelakaan cukup tinggi. Kalau jaminan biaya dari Jasa Raharja tidak mencukupi, bisa dibantu dari BPJS Kesehatan,” kata Lina.

Direktur RSUD Pandanarang Boyolali, Siti Nurrokhmah Hidayati, menjelaskan manajemen rumah sakit telah melakukan persiapan menyambut Lebaran, salah satunya jadwal operasional poliklinik, IGD, dan rawat inap di rumah sakit. ?“Poliklinik kami masih buka hingga Selasa [5/7/2016]. Poliklinik hanya tutup tiga hari mulai Rabu-Jumat [6-8/7/2016]. Saat poliklinik tutup, masyarakat bisa mengakses UGD tanpa memakai rujukan dari faskes primer. Stok obat dan bahan habis pakai sudah kami siapkan.”

Untuk tenaga dokter, RSUD juga mempersiapkan dokter on call yang siap dihubungi setiap saat. “Kami punya 3 dokter bedah umum dan ortopedi. Biasanya dokter spesialis itu banyak dibutuhkan karena kasus kecelakaan saat Lebaran biasanya meningkat,” kata Siti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya