SOLOPOS.COM - Bupati Kulonprogo, Hasto meninjau fasilitas pusat layanan autis (PLA) DIY di Bantar Kulon, Sentolo, Kulonprogo, Rabu (17/6/2015). (JIBI/Harian Jogja/Rima Sekarani I.N.)

Layanan difabel di DIY, teruatama penyadang autis kini memiliki pusat penanganan di Kulonprogo.

Harianjogja.com, KULONPROGO-Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo meresmikan gedung pusat layanan autis (PLA) DIY di Bantar Kulon, Sentolo, Kulonprogo, Rabu (17/6/2015). Dia berharap, layanan tersebut bisa memfasilitasi kebutuhan perkembangan anak-anak autis di DIY dan sekitarnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Lokasi PLA DIY yang ada perbatasan Kecamatan Sentolo dan Nanggulan dinilai cukup strategis. Tidak hanya bisa diakses masyarakat DIY, melainkan juga daerah lain seperti Purworejo, Jawa Tengah. “Justru malah Kabupaten Gunung Kidul yang aksesnya paling jauh,” kata Hasto.

Menurut Hasto, masih ada pemahaman yang salah kaprah di kalangan masyarakat mengenai penderita autis. Tidak jarang ada yang memberikan label sakit jiwa. Padahal, autis termasuk gangguan neurobiological yang menimbulkan kelainan secara persisten atau menetap. “Kondisi itu adalah dasar dari hambatan interaksi sosial yang dialami anak autis,” terangnya.

Masyarakat perlu diedukasi secara bertahap agar tidak memiliki pemahaman yang menyimpang terkait autisme. Diharapkan, anak-anak autis bisa terhindar dari perlakuan yang diskriminatif. “Melalui PLA ini, mudah-mudahan kita bisa memberikan treatment yang lebih baik,” imbuhnya.

Kepala Bidang Pendidikan Luar Biasa (PLB) dan Pendidikan Dasar (Dikdas) Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) DIY, Didik Wardaya mengungkapkan, gangguan autisme disinyalir semakin bertambah. Meski mengaku belum mengetahui jumlah pastinya, pemerintah dan semua elemen masyarakat perlu memberikan perhatian khusus. “Mereka butuh layanan dan pendekatan yang berbeda,” ujar Didik.

Didik memaparkan, gangguan fungsi perkembangan otak membuat anak-anak autis mengalami kesulitan dalam interaksi sosial. PLA DIY akan memberikan layanan identifikasi dan assesment oleh tenaga ahli. Diharapkan, upaya itu bisa menjamin terpenuhinya hak-hak anak autis untuk dapat tumbuh dan berkembang optimal serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskiriminasi.

PLA DIY juga menyediakan layanan intervensi terpadu untuk meminimalkan perilaku autisitas anak. Para tenaga pendidik yang kompeten juga akan memberikan layanan pendidikan transisi. Tujuannya, anak-anak autis diharapkan siap mengikuti pendidikan di sekolah formal maupun nonformal.

Orang tua maupun masyarakat umum juga bisa memperoleh layanan pendukung. Upaya tersebut dinilai meningkatkan efektivitas layanan dan terapi yang diterima si anak. “Orang tua, sekolah, maupun masyarakat sebaiknya juga memiliki kesiapan dan kemampuan membimbing serta melayani anak autis, baik di rumah maupun lingkungan sekitar,” kata Didik menjelaskan.

Sementara itu, keberadaan PLA DIY juga disambut baik oleh para orang tua anak-anak autis. Selain tempat yang nyaman, mereka juga lebih yakin dengan kualitas layanan dan terapinya. “Layanannya juga lebih fokus karena satu anak didampingi satu terapis,” kata Sumaryanto, warga Sumberejo, Jatirejo, Lendah, Kulonprogo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya