SOLOPOS.COM - Bupati Sukoharjo, Etik Suryani, berbincang dengan orang tua anak penyandang disabilitas saat peresmian sanggar inklusi Mutiara Bunda di Desa Mayang, Kecamatan Gatak, Kamis (13/1/2022). (Istimewa/Humas Pemkab Sukoharjo)

Solopos.com, SUKOHARJO — Akselerasi pemberian pelayanan kesehatan dan pendidikan terhadap anak penyandang disabilitas di Kabupaten Sukoharjo dipusatkan di sanggar inklusi. Jumlah sanggar inklusi kini bertambah dari 11 sanggar inklusi menjadi 13 sanggar inklusi.

Bupati Sukoharjo, Etik Suryani, meresmikan dua sanggar inklusi, Kamis (13/1/2022). Kedua sanggar inklusi tersebut masing-masing sanggar inklusi Mutiara Bunda di Desa Mayang, Kecamatan Gatak dan sanggar inklusi Anugrah Aulia di Desa Cemani, Kecamatan Grogol.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sejauh ini, sanggar inklusi diandalkan untuk memberikan akses pelayanan kesehatan dan pendidikan terhadap anak penyandang disabilitas. Konsep sanggar inklusi melibatkan orang tua dalam mendidik dan mengasuh anak penyandang disabilitas. Mereka juga dapat mengakses layanan kesehatan dan pendidikan di sanggar inklusi.

Baca juga: Satlantas Polres Sukoharjo Bantu SIM D Gratis untuk Difabel

“Mayoritas anak penyandang disabilitas menderita gangguan bicara atau tunawicara. Mereka menjalani terapi wicara secara rutin agar bisa berkomunikasi dengan orang lain. Mereka menjalani terapi wicara secara rutin agar bisa berkomunikasi dengan orang lain,” kata Ketua Paguyuban Difabel Sehati Sukoharjo, Edy Supriyanto, saat berbincang dengan Solopos.com, Kamis.

Kepedulian Para Donatur

Konsep sanggar inklusi lainnya adalah membangun kepedulian para donatur agar memberikan kontribusinya. Perusahaan, organisasi atau masyarakat tergerak hatinya untuk menyumbangkan dana yang digunakan untuk membiayai operasional kegiatan sanggar inklusi.

Di Sukoharjo, ada 11 sanggar inklusi penyandang disabilitas yang tersebar di setiap kecamatan. Apabila ditambah dua sanggar inklusi yang baru diresmikan maka total ada 13 sanggar inklusi. “Bisa jadi, jumlah sanggar inklusi bertambah pada 2022. Mungkin di wilayah permukiman penduduk seperti Kartasura, Grogol, dan Baki,” papar dia.

Baca juga: Pembangunan GOR di Gayam Sukoharjo akan Dimulai Mei, Ini Maketnya

Bupati Sukoharjo, Etik Suryani, mengatakan anak penyandang disabilitas memiliki hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini dilakukan guna pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas yang diatur dalam UU No 8/20216 tentang Penyandang Disabilitas.

Terlebih mereka membutuhkan perhatian khusus baik layanan kesehatan, pendidikan maupun pengasuhan. Anak penyandang disabilitas merupakan kelompok masyarakat rentan yang harus mendapat perhatian dan bantuan dari berbagai pihak.

Bupati berharap sanggar inklusi mampu mendorong kemandirian dan pemberdayaan penyandang disabilitas agar mereka memberikan kontribusi untuk pembangunan dan perekonomian desa.

“Partisipasi masyarakat dibutuhkan dalam pemberdayaan penyandang disabilitas. Masyarakat bisa terlibat langsung dalam pemberdayaan penyandang disabilitas,” kata dia.

Baca juga: Setahun Lalu 11 Jiwa Terenggut Akibat DBD di Sukoharjo

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya