SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

Solopos.com, BOYOLALI--Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Boyolali menyebut sekitar 30 hingga 35 persen produksi airnya mubazir. Angka tersebut lebih tinggi dari standar nasional dengan toleransi maksimal hanya 20 persen.

Direktur Bagian Teknik PDAM Boyolali, Joko Santoso, mengungkapkan pihaknya mencatat tingkat kehilangan air yang terjadi selama 2013 mencapai 35 persen. Diakuinya, angka tersebut termasuk tinggi. Kehilangan air tersebut terbagi menjadi tiga bagian, yaitu di mata air, di jaringan dan di pelanggan.
“Paling sulit antisipasinya di pelanggan,” katanya kepada solopos.com, Sabtu (11/1/2014).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Joko menjelaskan kehilangan air akibat kebocoran di mata air bisa diantisipasi. Demikian juga jaringan pipa yang sudah tua, kendati sudah tertanam dalam tanah, terkadang masih bocor akibat kuatnya tekanan. Meskipun memerlukan biaya yang tinggi, namun dapat segera diatasi. Berbeda dengan pemasangan jaringan pipa air secara ilegal oleh oknum tidak bertanggung jawab, terutama di daerah-daerah yang mengalami kekurangan air bersih, menurut Joko, punya andil besar terhadap tingginya angka kehilangan air besih PDAM.

“Karena belum punya water meter induk, jadi pemantauan hanya secara manual, juga jaringan pipa mengalami kerusakan akibat usia,” terangnya.

Joko menambahkan tingginya tingkat kehilangan itu juga karena faktor produksi yang terlalu tinggi, sementara penggunaan di tataran pelanggan masih rendah.
“Maka, tahun ini kita punya agenda menekan tingkat kehilangan air, salah satunya  dengan cara mengurangi jam produksi,” katanya.

Pengurangan jam produksi tersebut, lanjut Joko, juga akan dapat menekan tingginya biaya listrik, mengingat  rata-rata setiap bulan harus membayar sekitar Rp450 juta. Di sisi lain, harga jual air bersih ke masyarakat masih harus subsidi silang.
“Biaya listrik selalu naik. 2013, tiap triwulannya harga listrik selalu naik sekitar 4,5 persen,” katanya.

Saat ini, harga jual air bersih kepada masyarakat senilai Rp 3.400/m3 sedangkan standar nasional Rp 3.700/m3, dengan jumlah pelanggan lebih dari 32.300 sambungan rumah (SR).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya