SOLOPOS.COM - Lawu mendominasi cakrawala timur kota Solo. Pemandangan ini tampak dari selatan, dengan gumpalan putih naik dari area termal di tengah foto. Lawu sebelah utara berusia lebih tua selama periode Holosen. Sebuah lembah retakan antara dua gunung berapi di sisi terdiri dari beberapa danau kawah. Foto oleh J. Matehelumual, 1979 (Survei Vulkanologi Indonesia/volcano.si.edu)

Solopos.com, KARANGANYAR — Gunung Lawu yang terletak di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah dan Kabupaten Magetan, Jawa Timur, diklaim sebagai gunung tertua yang ada di Pulau Jawa.

Ada beragam keunikan dari gunung setinggi 3.265 mdpl ini, mulai dari kisah misteri hingga bebatuan di puncak Gunung Lawu.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Konon katanya, bebatuan tersebut mirip karang di dasar lautan.

Hal ini memunculkan anggapan bahwa Lawu merupakan gunung tertua yang ada di Pulau Jawa.

Baca Juga: Benarkah Lawu Gunung Tertua di Pulau Jawa?

Diberitakan sebelumnya, bebatuan unik di puncak Gunung Lawu itu menandakan bahwa gunung dengan 11 juru kunci tersebut pernah berada di dasar laut.

“Menurut cerita, dulunya kemungkinan memang benar Lawu berada di dasar laut karena ada badai es. Semua daratan tertutup air, sedangkan Lawu makin lama makin tinggi. Karena perubahan alam itu bisa jadi banyak ditemukan batu karang,” jelas Polet pada 2014 silam.

Baca Juga: Sejarah Ki Ageng Makukuhan, yang Makamnya Ada di Puncak Gunung Sumbing

Bukan hanya bebatuan, flora dan fauna langka juga diklaim sebagai bukti Lawu gunung tertua di Pulau Jawa. Ada beberapa jenis flora dan fauna langka yang bisa pendaki temukan di gunung ini, meliputi cemara gunung, anggrek Lawu, hingga hewan-hewan yang berukuran besar.

Diklaim sebagai gunung tertua di Pulau Jawa, Gunung Lawu menjadi primadona bagi para pendaki. Lawu sendiri memiliki tiga puncak, yakni Hargo Dalem, Hargo Dumiling, dan yang paling tinggi Hargo Dumilah. Ketiga puncak ini dianggap sebagai tempat paling sakral di tanah Jawa.

Baca Juga: Sering Dianggap Sama, Ini Beda Angkringan, Hik dan Wedangan

Di Gunung Lawu sendiri juga terdapat beberapa mitos yang begitu terkenal bagi para pendaki, salah satunya adalah larangan warga Cepu, Blora, Jawa Tengah, untuk mendaki gunung ini.

Mitos ini berawal ketika raja terakhir Kerajaan Majapahit, Prabu Brawijaya V mengasingkan diri akibat kejaran pasukan pimpinan Adipati Cepu.

Baca Juga:  Jembatan Terpanjang Jateng Ternyata Ada di Tol Semarang-Solo

Namun, pasukan Cepu tak berhasil menangkap Prabu Brawijaya V yang mengasingkan diri ke puncak gunung tertua di Pulau Jawa ini. Di puncak Gunung Lawu, Prabu Brawijaya V mengeluarkan sumpah kepada Adipati Cepu.

Konon, isi sumpahnya, jika ada orang-orang dari daerah Cepu atau keturunan langsung Adipati Cepu naik Gunung Lawu, maka akan celaka. Akibat sumpah tersebut, muncul mitos larangan orang Cepu mendaki Lawu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya