SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dwi Prasetya/JIBI/SOLOPOS)

Ilustrasi (Dwi Prasetya/JIBI/SOLOPOS)

SOLO–Sedikitnya enam hotel dan satu mal saat ini telah memperolah lampu hijau untuk berdiri di wilayah Kecamatan Laweyan, Solo.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Para investor hotel dan mal diminta untuk bersikap akomodatif terhadap kepentingan warga sekitar dan mengikuti semua aturan yang berlaku terkait pembangunannya.

Camat Laweyan, Agus Wiyono menjelaskan, rencana berdirinya hotel-hotel tersebut belum termasuk hotel yang masih dalam rencana, seperti hotel di depan lapangan Kota Barat, hotel di Kelurahan Kerten, serta di kawasan Eks Saripetojo.

Meski demikian, pihaknya mengingatkan agar setiap investor yang ingin mendirikan hotel di wilayah Kecamatan Laweyan tak hanya menaati aturan hukum yang berlaku saja. Namun, juga memperhatikan aspirasi warga sekitar agar tak ada ketimpangan di kemudian hari.

“Investor harus terbuka kepada warga sekitar. Semua kesepakatan harus tertulis hitam di atas putih agar tak jadi persoalan di kemudian hari,” jelasnya kepada Solopos.com di ruang kerjanya, Senin (9/4/2012).

Selain apartemen Solo Center Point (SCP), sejumlah hotel yang dalam proses berdiri tersebut berada di lahan bekas rumah makan Sari, di belakang Internatianal Eksekutif Club Hailai, di belakang Gramedia, di kawasan simpang tiga Faroka Jajar, serta di bekas hotel Sarangan. Sementara satu mal yang tengah berdiri berada di depan rumah sakit (RS) Kasih Ibu.

“Itu yang sudah dalam proses. Yang lainnya masih dalam perizinan dan satu lagi di Kerten kemungkinan besar batal berdiri,” paparnya.

Agus menegaskan, pembangunan sebuah hotel dipastikan membawa dampak secara langsung kepada warga dan lingkungan sekitar. Baik itu dampak kebisingan, kerusakan jalan, lalu lintas, debu, ancaman kekeringan air, hingga dampak sosial. Dampak-dampak itulah yang menurut Agus harus bisa dibicarakan dengan warga sekitar secara terbuka dan tertulis.

“Kalau tak terbuka dan tak tertulis, kami khawatir timbul masalah di kemudian hari. Nah, ini yang tak kami harapkan,” tegasnya.

Di sisi lain, Agus juga mengingatkan agar investor mal benar-benar memperhatikan dampak lalu lintas atas berdirinya mal di depan RS Kasih Ibu. Sebab, berdirinya hotel tersebut tepat berada di tepi Jalan Slamet Riyadi yang selama ini juga rawan kemacetan dan kecelakaan.

“Saya sudah ingatkan pengembang agar benar-benar memerhatikan kajian AMDAL Lalin. Saya terus terang khawatir dengan lalu lintas di sana. Sekarang saja, kalau malam minggu sudah macet,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya