SOLOPOS.COM - Lawang Sewu Semarang. (Heritage.kai.co.id)

Solopos.com, SEMARANG — Lawang Sewu yang berada di Kota Semarang, Jawa Tengah, dikenal sebagai gedung tua berhantu. Namun, ternyata gedung itu awalnya digunakan sebagai kantor perusahaan kereta api Belanda di Indonesia.

Jika berbicara tentang sejarah perkeretaapian Indonesia, maka Semarang harus menjadi bahan cerita. Sebab, dari sanalah kereta api lahir dan berkembang pesat di Nusantara.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah satu peninggalan bersejarah tentang perkeretapian di Semarang adalah Lawang Sewu. Gedung bersejarah ini tercatat sebagai milik PT Kereta Api Indonesia (Persero).

Baca juga: Stasiun Kereta Api Tertua di Indonesia Ada di Grobogan

Awalnya gedung ini digunakan sebagai Kantor Pusat perusahaan kereta api swasta Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NISM). Gedung ini dibangun secara bertahap di atas lahan seluas 18.232 m2. Bangunan utama dimulai pada 27 Februari 1904 dan selesai pada Juli 1907. Sedangkan bangunan tambahan dibangun sekitar 1916 dan selesai pada 1918.

Dikutip dari laman heritage.kai.go.id, Kamis (24/2/2022), gedung ini dirancang oleh Prof. Jakob F. Klinkhamer dan B.J. Ouendag, arsitek dari Amsterdam dengan ciri dominan berupa elemen lengkung dan sederhana. Bangunan di desain menyerupai huruf L serta memiliki jumlah jendela dan pintu yang banyak sebagai sistem sirkulasi udara. Karena jumlah pintunya yang banyak maka masyarakat menamainya dengan Lawang Sewu yang berarti seribu pintu.

Baca juga: Hantu Lawang Sewu Bisa Sakit Hati Gara-Gara Ini…

lawang sewu
Bangunan Lawang Sewu Semarang tempo dulu. (Heritage.kai.co.id)

Selain desain bangunanya yang unik, Lawang Sewu memiliki ornamen kaca patri pabrikan Johannes Lourens Schouten. Kaca patri tersebut bercerita tentang kemakmuran dan keindahan Jawa, kekuasaan Belanda atas Semarang dan Batavia, kota maritim serta kejayaan kereta api. Ragam hias lainnya pada Lawang Sewu antara lain ornamen tembikar pada bidang lengkung di atas balkon, kubah kecil di puncak menara air yang dilapisi tembaga, dan puncak menara dengan hiasan perunggu.

Saat ini Lawang Sewu dimanfaatkan sebagai museum yang menyajikan beragam koleksi dari masa ke masa perkeretaapian di Indonesia. Koleksi yang dipamerkan antara lain: koleksi Alkmaar, mesin Edmonson, Mesin Hitung, Mesin Tik, Replika Lokomotif Uap, Surat Berharga dan lain-lain.

Lawang Sewu menyajikan proses pemugaran gedung Lawang Sewu yang terdiri dari foto, video, dan material restorasi. Mendekati pintu keluar, terdapat perpustakaan berisikan buku-buku tentang kereta api.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya