SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JOGJA–Bentrok PSIM kontra Persita dalam pembuka kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia 2011/2012 di Stadion Mandala Krida, malam ini sangat spesial bagi dua gelandang senior PSIM, M Irfan dan Seto Nurdiantara.

Bagaimana tidak, lima tahun silam, keduanya yang sama-sama memakai seragam biru bertarung melawan Laskar Cisadane di grup barat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hanya saja, saat itu bentrok kedua kesebelasan dilangsungkan di Stadion Benteng Tangerang pada kompetisi Divisi Utama 2006/2007. PSIM sendiri memetik hasil imbang 1-1 saat dijamu Persita.

“Akhirnya setelah lima tahun kami kembali bertemu. Bagi saya ini bisa dibilang dejavu, dulu kami berhasil mencuri poin di kandang mereka melalui tendangan Benson [Esaiah Pello Benson]. Waktu itu saya dan Irfan masih main,” kata Seto Nurdiantara kepada Harian Jogja, di Wisma PSIM, Rabu (14/12).

Sayang, hasil 22 Maret 2006 itu, gagal diulang pada putaran kedua saat PSIM menjamu Persita pada 24 Juni 2006. PSIM terpaksa harus kalah WO menyusul musibah Gempa Juni 2006.

“Padahal saat itu tim sedang solid-solidnya dan permainan anak-anak sedang bagus-bagusnya. Kami terpaksa mundur, karena gempa yang terjadi saat kami akan berangkat main di Persemin Minahasa,” kenang mantan pemain nasional itu menambahkan.
Kini, mantan asisten pelatih Persiba Bantul itu bertekad ingin kembali meraih hasil maksimal saat menjamu Persita. Seto sendiri kemungkinan akan dimasukkan asisten pelatih PSIM sebagai strarter. “Kami akan berusaha,” pungkasnya.(Harian Jogja/Jumali)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya