SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Korupsi termasuk tindakan kriminal, karena ia melanggar hukum. Yang jadi masalah dalam pendidikan kita adalah mengapa orang melakukan tindakan itu? Bila ditinjau dari kejadiannya sehari-hari, faktor apa yang mendorong terjadinya tindakan itu?

Bagaimana pendidikan antikorupsi kita lakukan agar korupsi yang marak terjadi di semua sektor di negara kita ini dapat ditekan? Untuk memperjelas persoalannya, ialah bagaimana pendidikan antikorupsi kita lakukan maka kita ingin coba lebih dulu mengidentifi kasi sebab terjadinya korupsi itu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Menurut saya, pemahaman terjadinya korupsi terkait dengan (1) kesenangan seseorang gunakan sesuatu yang bukan jadi haknya, (2) adanya kesempatan atau peluang yang memungkinkan korupsi dilakukan, (3) lemahnya tindakan kita terhadap terjadinya korupsi.

Sehingga, perhitungan untung dan ruginya lebih memihak pada untung. Itu berarti dari sudut itulah pendidikan yang efektif anti korupsi kita pikirkan.

Yaitu dari segi (1) “Bagaimana setiap orang tidak menyenangi segala sesuatu yang bukan jadi haknya” yang aspeknya lebih ke moral, (2) Bagaimana caranya menghilangkan kesempatan dilakukannya korupsi, yang aspeknya lebih pada kelemahan kontrol, dan (3) Bagaimana tindakan kita pada pelakunya, yang aspeknya lebih pada kelemahan hukum kita.

Menurut saya, pendidikan yang menumbuhkan pemahaman atas hak orang lain, dapat dilakukan mulai awal kelahiran dengan menumbuhkan pemahaman dan sikap membedakan mana arti minta, mana arti pinjam, dan mana arti memberi dan mana arti meminjamkan, mana milik sendiri dan milik orang lain.

Kebiasaan ini akan menumbuhkan pemahaman hak. baik hak diri sendiri maupun orang lain. Kebiasaan senang bawa milik orang lain itu awal kebiasaan korupsi, apakah itu pensil, penghapus, bulpoin, atau permainan. Pada prinsipnya korupsi adalah tindakan pencuri.

Kebiasaan anak bawa benda orang lain adalah tindakan awal dari mencuri, bila tindakan ini telah biasa, maka membuat anak itu memiliki budaya mencuri termasuk korupsi.

Pembentukan perilaku antikorupsi melalui pendidikan, dapat dilakukan bila pendidikan terjadi melalui proses kultural dengan anak disosialisasikan pada kebiasaan budaya kerja teliti, hati-hati, cermat dan bertanggung jawab.

Saya rasa, secara sistemik, dihindari terjadinya peluang untuk mengganggu hak orang lain dengan alternatif. Kemampuan menafsir kelayakan biaya menyelesaikan suatu tugas, tidak perlu dengan pertanggung jawaban keuangan, karena kwitansi ternyata menjadi sumber manipulasi.

Ketat dengan kuitansi tapi secara moral mengusik timbulnya upaya manipulasi. Kebiasaan merupakan pertemuan dari tiga kekuatan (Budiyanto, 2007), yakni (1) “Pengetahuan, ialah apa yang harus dilakukan secara teoritis dan mengapa, (2) Ketrampilan, ialah bagaimana melakukannya, (3) motivasi, ialah keinginan untuk melakukannya”.

Kebiasaan korupsi merupakan perpaduan antara ketiga unsur tersebut. Kebiasaan kontrol merupakan titik temu antara ketiga unsur pengetahuan, ketrampilan dan motivasi. Bila tak ada motivasi, tak ada ketrampilan dan tak ada pengetahuan melakukan kontrol, maka kebiasaan kontrol juga tidak akan terjadi.

Padahal pemberian peluang seseorang berbuat menyimpang dapat mengalahkan kekuatan keyakinan orang itu. Bahkan perbuatan menyimpang telah jadi semangat patriotisme anak-anak masa kini. Oleh karena itu dapat diduga kesempatan berbuat menyimpang itu sangat kuat pengaruhnya terhadap menurunnya keyakinan mereka.

Tentu pendidikan antikorupsi tak dapat dipisahkan dengan sektor pendidikan lainnya, misalnya pendidikan kebangsaan kita. Kontrol terus menerus merupakan pengendali terjadinya korupsi.

Berarti,pendidikan manajerial yang efektif dapat digunakan untuk pendidikan antikorupsi. Tindakan hukum yang tegas terhadap terjadinya korupsi dapat mencegah orang melakukan korupsi. Pendidikan hukum tampaknya jadi sektor penting dalam kaitan dengan pendidikan antikorupsi.

Prof Dr Djohar MS
Rektor
Universitas Sarjanawiyata
Tamansiswa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya