SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Hewan sekecil kelinci ternyata dapat menjadi senjata yang ampuh dalam melawan kapitalisme. Pasalnya, setiap bagian tubuh binatang mamalia ini memiliki potensi untuk dikembangkan secara mandiri dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Sejak tahun 1980-an, peternak kelinci sudah mulai bergeliat di Bantul. Hanya, dalam perjalanannya jumlah petani ini semakin surut. Ditambah dengan gempa 2006, umumnya pengusaha kelinci di kawasan selatan Jogja ini harus gulung tikar.

Promosi Ijazah Tak Laku, Sarjana Setengah Mati Mencari Kerja

Ketua Indonesian Rabbit Council (IRC), Sigit Priono Harsito Putro menjelaskan koleps yang dialami peternak kelinci ini lantaran tata niaga kala itu belum berjalan dengan teratur. Peternak frustasi manakala harga jual pakan tidak sebanding dengan penjualan kelinci.

“Berpikirannya juga masih konvensional. Hanya menjual anak atau indukan. Padahal potensi kelinci luar biasa. Dari daging, bulu, veses dan urin dapat dimanfaatkan,” terang dia kepada Harian Jogja saat ditemui sebelum acara penandatanganan MoU antara ORC Bantul dengan Puskewan Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul, Kamis (29/12).

Dari sisi daging, tekstur dan rasa kelinci disebutnya memiliki kekhasan. Selain itu, daging kelinci juga dipercaya mampu menjadi obat bagi sejumlah penyakit. Sementara, bulu kelinci yang halus dan lembut dapat dimanfaatkan sebagai salah satu olahan kerajinan tangan masyarakat sekitar.

Limbah kelinci, tambah dia, seperti veses dan urin pun dapat diolah menjadi biogas, pupuk cair atau pestisida cair. Berdasarkan penelitian terakhir, kesemua kotoran ini, tambah Ketua ICR Bantul Sulis, dapat menjadi pupuk ataupun pestisida yang jauh lebih baik daripada kotoran sapi dan kambing.

Jika peternakan kelinci ini terus digiatkan, Sigit menilai hedonisme atau kapitalisme yang saat ini terjadi dapat diperangi. Ditambah dengan kemandirian, beternak kelinci dapat menjadi senjata yang tangguh dalam persaingan pasar global.

“Kelinci hewan yang kuat. Dalam berbagai iklim bisa bertahan. Perawatannya juga tidak repot. Tidak perlu pelet atau pakan mahal yang dibeli di toko tertentu sehingga kita jadi ketergantungan, cukup rumput yang ada di sekitar saja,” terang Sigit.

Hingga saat ini, ICR Bantul memiliki 324 anggota yang tersebar di 17 kecamatan di Bantul. Masing-masing peternak umumnya memiliki 20-50 ekor indukan.

Sayang, kata dia, jumlah peternak tersebut belum mampu menjawab kebutuhan pasar. Jumlah permintaan daging kelinci menjadi nugget, steak dan bakso untuk hotel di Jakarta dan Bandung yang mencapai 400 kg per minggu tidak dapat dipenuhi. Pasalnya, peternak hanya mampu memenuhi 2 kuintal per minggu.

Disisi lain, harga jual daging kelinci terus mengalami peningkatan 20%-25% per ekor atau Rp80.000-Rp120.000 per ekor menjadi Rp180.000-Rp190.000 per ekor. Sementara untuk kelinci hias, ujar dia, harganya terus melangit.

Atas potensi tersebut dan semangat ICR untuk ‘Bersama, Berdaya, Berdaulat dan Sejahtera’ pada tahun 2012 mendatang, komunitas ini berupaya mendirikan pabrik pelet dan pupuk cair.

“Selama ini sudah bikin pelet, yang dibikin secara manual ternyata banyak diterima hobies. Sehingga kami yakin dapat memproduksi sendiri dalam jumlah besar,” paparnya.

Guna mencapai obsesi tersebut, ICR Bantul juga melakukan penandatangan kerjasama dengan Puskewan Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul untuk perawatan kesehatan kelinci. Dengan MoU ini diharapkan, tingkat kesehatan kelinci baik untuk konsumsi maupun hias.

“Kelinci juga dapat sakit toksoplasma. Dan jika tidak diperhatikan dapat menular kepada manusia, denagn kerjasama ini diharapkan nanti kesehatan kelinci akan semakin membaik,” tutur Kepala UPT Puskeswan Sri Ida Sulistyorini.

Sementara Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan, Edy Suhariyanta menyampaikan untuk mendukung gerakan ini, dalam waktu dekat, Bantul akan meluncurkan penjualan gerobak burger kelinci menggunakan gerobak. Dengan diolah secara modern, ia merasa nilai ekonomis daging kelinci juga akan semakin meningkat.

(Wartawan Harian Jogja/Mediani Dyah Natalia)

HARJO CETAK

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya