SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, KLATEN — Ingar bingar pemilihan kepala desa (pilkades) 2019 tak terlihat di Desa Pepe, Kecamatan Ngawen, Klaten, meski pemungutan suara digelar kurang dari dua pekan mendatang. Tak ada atribut seperti baliho atau spanduk bergambar foto calon kepala desa (cakades) yang terpasang di berbagai lokasi desa setempat.

Pun halnya ketika penetapan cakades serta pengundian nomor urut yang digelar di aula kantor desa setempat, Senin (4/3/2019). Tak ada sorakan simpatisan cakades atau tulisan-tulisan yang menyatakan dukungan.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Penetapan dan pengundian nomor urut cakades di Pepe digelar pukul 10.30 WIB diikuti sekitar 10 orang dengan pengawalan dua polisi. Untuk menentukan nomor urut, masing-masing cakades mengambil nomor urut yang dimasukkan dalam bola pingpong.

Keseluruhan proses penetapan dan pengundian berlangsung kurang dari 30 menit lantaran penyampaian visi dan misi baru dilaksanakan Rabu (6/3/2019). Ada dua cakades di Desa Pepe yakni Siti Hibatun Yulaika dan Yolanda Ayu Fahma.

Siti merupakan petahana yang maju untuk kali ketiga. Sementara Yolanda yang baru berusia sekitar 23 tahun merupakan kali pertama menjadi cakades. Mereka sama-sama berasal dari Dukuh Sidodadi.

Tak hanya itu, keduanya masih sedarah dan tinggal serumah. Siti merupakan ibu kandung Yolanda. Pada Pilkades kali ini, ibu dan putri keduanya tersebut menjadi rival memperebutkan jabatan kades untuk enam tahun mendatang.

Siti mengatakan sebelumnya ia menanti pendaftar bakal cakades selain dirinya saat pendaftaran dibuka pada 17-22 Januari lalu. Menjelang pendaftaran ditutup, tak ada warga atau pendaftar lain yang mengajukan berkas persyaratan pendaftaran menjadi cakades.

Siti lantas meminta Yolanda untuk mendaftar. Awalnya, Yolanda yang lulusan STIE YKPN tersebut enggan menuruti permintaan sang ibu. “Kebetulan saat saya mencari persyaratan mendaftar, saya selalu bersama anak saya yang sekalian dibuatkan persyaratan. Awalnya anak saya tidak mau mendaftar. Namun, setelah saya beri penjelasan ke anak saya kalau sesuai aturan jagonya tunggal itu tidak boleh, akhirnya dia mau. Anak saya mendaftar 15 menit sebelum pendaftaran ditutup,” kata Siti saat ditemui seusai pengundian nomor urut.

Siti sudah tiga kali maju menjadi cakades di Desa Pepe. Saat pertama menjadi cakades, Siti bersaing dengan tiga cakades lainnya hingga ia terpilih memimpin masyarakat Desa Pepe. Pada periode kedua, Siti kembali maju menjadi cakades.

Pada periode ini, ia kembali terpilih memimpin Pepe setelah mengalahkan kotak kosong lantaran tak ada jago cakades lainnya. “Sementara untuk saat ini sesuai aturannya kan tidak boleh melawan kotak kosong. Sebenarnya saya berharap ada jago lain. Saya sendiri juga tidak tahu kenapa tidak ada jago lainnya,” kata Siti.

Siti menjelaskan niatannya kembali maju menjadi cakades memanfaatkan sisa satu periode jika kembali terpilih menjadi kades. “Saya maju lagi karena masih ada program saya yang belum selesai dan mudah-mudahan bisa dilanjutkan periode selanjutnya,” tutur dia.

Disinggung soal kampanye, Siti mengaku tak memasang atribut kampanye termasuk anaknya sejak ditetapkan menjadi cakades hingga hari pemilihan. Begitu pula dengan anaknya yang tak memasang atribut kampanye.

“Tidak kampanye-kampanye. Kami ke mana-mana selalu bareng,” tutur dia.

Sementara itu, Yolanda membenarkan ia maju menjadi cakades setelah diminta ibunya lantaran tak ada cakades lainnya. “Biar proses pilkades tidak mundur akhirnya saya mendaftar,” tutur dia.

Soal persiapan menghadapi pilkades, Yolanda mengaku tak ada persiapan khusus. Ia hanya mempersiapkan latihan pidato untuk menyampaikan visi dan misi. Jika ia terpilih menjadi kades, Yolanda mengaku akan melanjutkan program ibunya selama menjadi kades. “Tentunya tidak lah [Yolanda terpilih sebagai kades],” kata dia.

Ditemui sebelumnya, salah satu panitia Pilkades Pepe, Usman Affandi, mengatakan ada sekitar 2.405 pemilih untuk Pilkades Pepe yang digelar Rabu (13/3/2019). Ia menjelaskan dua pendaftaran bakal cakades di desa setempat sudah memenuhi persyaratan dan berhak ditetapkan menjadi cakades. Usman memastikan tak jadi soal jika cakades yang maju merupakan ibu dan anak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya