SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Kediri–Diduga salah posisi mengunci saat latihan ju jitsu, Laila Nurlita Dewi,14, siswi kelas 1 SMPN 2 Kandat, Kabupaten Kediri, tewas ketika mengikuti ekstrakurikuler bela diri di sekolahnya.

Korban mengalami sesak napas setelah bertanding satu lawan satu dengan teman sekolahnya, Anisa Agustina,14. Pihak sekolah sempat membawanya ke RSI Jimbun, namun nahas, sampai di rumah sakit, nyawa putri tunggal dari pasangan Jaelani,40, dan Sriana ,36, asal Desa Purworejo, Kecamatan Kandat, tersebut tidak tertolong.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kapolsek Kandat, AKP Suparlan melalui anggota Reskrim Polsek Kandat, Briptu Sugianto mengatakan, pihaknya sudah memeriksa beberapa saksi dalam insiden tersebut. Untuk sementara, petugas menduga sebelumnya korban mempunyai gangguan sesak nafas.

“Dari keterangan saksi yang sudah kami periksa mengatakan, korban punya penyakit sesak nafas,” kata Sugianto dihubungi, Sabtu (22/5). Dari hasil pemeriksaan saksi, Sugianto mengatakan, pelatih ju jitsu di sekolah itu bernama Edo Prasetyo,17.

Saat itu, Jumat (21/5) sore, korban mendapat giliran bertanding satu lawan satu dengan lawan tandingnya Anisa yang juga teman sekolahnya.

“Menurut pelatih, awalnya korban mengunci Anisa duluan dan berada di atas. Namun, selang beberapa saat, gantian Anisa yang membalik korban dan menguncinya dengan kaki dan tangan. Posisinya telentang dan tubuhnya ditindih oleh Anisa,” terang Sugianto menirukan keterangan saksi.

Diduga, saat melakukan gerakan tersebut, mereka salah posisi mengunci, sehingga leher korban tercekik dan napasnya tersengal-sengal. “Melihat napas korban tersengal-sengal, pelatih segera menghentikan latihan tersebut,” lanjut Sugianto.

Melihat korban kesulitan bernapas, pelatih menyuruhnya istirahat. Namun, hal tersebut tidak membuat kondisi korban membaik. Malah korban kelihatan lemas dan wajahnya pucat. Melihat kondisi korban tersebut, teman-teman latihannya memberi tahu pelatih. “Korban sempat dibawa ke RSI Jimbun, tapi nyawanya tidak tertolong,” ujar Sugianto.

Ditemui terpisah, Jaelani, ayah korban, masih shock dengan peristiwa yang menimpa putri semata wayangnya. Pria yang bekerja sebagai tukang pijat keliling tersebut, mendapat kabar memilukan yang menimpa putrinya dari teman sekolah korban.

“Saya baru saja pulang kerja, tiba-tiba teman anak saya datang ke rumah dan memberi tahu kalau Laila berada di rumah sakit. Sampai di rumah sakit ternyata dia sudah meninggal,” katanya

Ditanya, apakah sebelumnya korban mempunyai penyakit gangguan pernafasan, Jaelani menjawab tidak. Menurutnya, selama ini korban normal-normal saja dan tidak pernah mengalami gangguan kesehatan.

“Kalau penyakit aneh, dia tidak punya. Namun, dia pernah mengalami kecelakaan beberapa tahun lalu,” jelasnya.

Hal serupa juga diungkapkan paman korban, Jaeni, 40. Menurutnya, korban tidak mempunyai penyakit gangguan pernapasan.

“Saat saya tiba di rumah sakit, korban sudah tewas. Selanjutnya, saya melaporkannya ke Polsek Kandat. Apa tindakan keluarga selanjutnya, kami masih musyawarah dengan kerabat lainnya,” jelas Jaeni ketika ditemui di rumah korban.

kompas.com/ tiw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya