SOLOPOS.COM - Pasukan pengendalian massa (Dalmas) Polresta Solo mencoba menghalau demonstran dalam simulasi pengendalian massa dan aksi anarkistis di lapangan parkir kompleks Stadion Gelora Manahan, Solo, Kamis (6/12/2012). (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

Pasukan pengendalian massa (Dalmas) Polresta Solo mencoba menghalau demonstran dalam simulasi pengendalian massa dan aksi anarkistis di lapangan parkir kompleks Stadion Gelora Manahan, Solo, Kamis (6/12/2012). (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

Seorang polisi Polresta Solo menjadi korban penembakan oleh orang tak dikenal saat bertugas di salah satu pos polisi (pospol), Kamis (6/12/2012). Korban mengalami luka parah hingga harus dirawat di rumah sakit. Atas kejadian itu personel polisi melaksanakan operasi pengejaran pelaku penembakan yang diduga teroris.

Promosi BRI Pastikan Video Uang Hilang Efek Pemilu untuk Bansos adalah Hoaks

Dua orang terduga teroris pelaku penembakan yang tengah berkendara diadang polisi di sebuah jalan. Satu orang ditangkap dan satu orang lagi berhasil melarikan diri. Suatu ketika terduga teroris itu diketahui bersembunyi di sebuah rumah. Benar saja, polisi yang menggerebek rumah itu mendapati terduga teroris yang dinyatakan sebagai buronan. Polisi meringkus target operasi tanpa penembakan apa pun.

Namun, banyak warga tak terima dengan aksi penangkapan itu. Warga mengira polisi telah menembak terduga teroris yang dikenal warga sebagai orang baik-baik itu. Warga pun berunjuk rasa besar-besaran di depan Mapolresta Solo menuntut keadilan atas kasus penembakan itu.

“Tindak polisi yang arogan! Lawan polisi karena telah melanggar hak asasi manusia (HAM),” teriak salah satu pendemo.
Demonstrasi berlangsung ricuh. Massa yang marah melempari personel pengendali massa dengan benda-benda keras. Tak sedikit pula orang yang memukuli tameng polisi. Suasana semakin mencekam saat massa mulai membakar ban mobil bekas dan benda-benda lainnya. Lantaran massa semakin anarkistis, polisi menembakkan air dari mobil water canon.

Namun, massa yang sudah telanjur dirasuki amarah semakin tak terkendali. Mereka menjarah barang-barang milik warga. Banyak massa yang membawa senjata tajam, pentungan dan lainnya. Karena melawan dan mengancam keselamatan, polisi menembak beberapa pengunjuk rasa. Setelah itu massa mulai membubarkan diri.

Kegiatan itu merupakan simulasi penanggulangan tindakan anarkistis yang dilaksanakan jajaran Polresta Solo di halaman parkir Stadion Manahan Solo, Kamis. Sebanyak 1.500 personel dari Satuan Dalmas, PHH dan Brimob Polda Jateng Denpor C Solo diterjunkan. Kapolresta Solo, Kombes Pol Asjima’in, kepada wartawan, menjelaskan kegiatan dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan personel polisi guna menjawab tantangan tugas polisi yang semakin berat. Terlebih, kegiatan masyarakat pada akhir tahun khususnya di Kota Bengawan diprediksi bakal meningkat. “Oleh karena itu, dibutuhkan persiapan untuk menghadapi dinamika kondisi itu. Muaranya agar Solo tetap aman, tentram dan kondusif,” ungkap Asjima’in.

Disampaikannya lebih lanjut, hingga saat ini kondisi Kota Solo sangat kondusif. Kegiatan masyarakat berjalan normal. Namun demikian, polisi tak begitu saja mengendurkan kewaspadaan. Jajaran Polresta Solo telah diintruksikan meningkatkan kesiapsiagaan guna menghadapi segala kemungkinan kondisi. Tak hanya itu, lanjut Asjima’in, polisi juga melibatkan unsur TNI dalam pelaksanaan pengamanan pada kondisi tertentu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya