SOLOPOS.COM - Perajin tempe dari Dawung, Matesih, Karanganyar, Lilik Lestari saat menata tempe di kediamannya pada Minggu (20/2/2022). (Solopos.com/Indah Septiyaning Wardani)

Solopos,com, JAKARTA–Pasokan bahan baku tempe dan tahu akan terganggu jika rekomendasi larangan terbatas atau Lartas kedelai berlaku pada tahun ini.

Direktur Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo) Hidayat mengatakan Lartas impor untuk komoditas kedelai relatif berisiko lantaran produktivitas bahan baku olahan itu di dalam negeri terus mengalami penurunan setiap tahunnya.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Baca Juga: Duh, Harga Tahu dan Tempe Naik 20 Persen Saat Ramadan dan Idulfitri

Dengan kebutuhan rata-rata setiap tahun mencapai 2,5 juta ton, produksi kedelai domestik baru bisa mencapai sekitar 800.000 ton per tahun.

“Kalau pengurangan [impor] nanti yang teriak perajin tempe tahu, produksi kedelai dalam negeri dari tahun ke tahun kan turun,” kata Hidayat, Rabu (23/3/2022).

Menurut Hidayat, turunnya produktivitas kedelai dalam negeri tidak berkaitan dengan kegiatan impor selama 15 tahun terakhir. Dia berpendapat turunnya produktivitas kedelai itu disebabkan karena harga komoditas itu tidak kompetitif ketimbang padi dan jagung.

“Produktivitas kedelai kita itu masih sangat rendah, petani lebih memilih menanam padi dan jagung ketimbang kedelai,” tuturnya.

Kendati demikian, dia memastikan importir mendukung manuver pemerintah untuk menerapkan Lartas impor kedelai pada tahun ini. Hanya, dia meminta pemerintah untuk mengimbangi kebijakan itu dengan peningkatan produksi kedelai di dalam negeri.

Baca Juga: “Harga Minyak Goreng Mahal, Apa-Apa Sekarang Direbus, Tempe Direbus”

Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan dirinya sudah mengusulkan kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk menerapkan larangan terbatas (Lartas) untuk importasi kedelai pada tahun ini.

Syahrul beralasan impor kedelai yang sudah berlangsung selama 15 tahun itu terbukti menekan produktivitas petani di dalam negeri.

“Sekali-kali kita injak juga kakinya itu importir sudah 15 tahun mereka impor melulu kalau kita lihat di data semenjak IMF menetapkan itu maka importasinya itu cukup besar, sangat besar dan tidak ada lartasnya, saya sampaikan ke Presiden harus ada lartas,” kata Syahrul saat rapat kerja bersama dengan Komisi IV DPR RI, Jakarta, Selasa (22/3/2022).

Baca Juga: Usulan Lartas Importasi Kedelai, Kemendag Ingatkan Stok Harus Aman

Menurut Syahrul, ketergantungan impor selama 15 tahun terakhir telah memaksa petani untuk beralih dari menanam kedelai ke komoditas lain yang lebih kompetitif seperti jagung. Konsekuensinya, lahan tanam kedelai setiap tahunnya dan beralih ke komoditas lain.

Berita ini telah tayang di Bisnis.com berjudul Importir Khawatir Pasokan Bahan Baku Tempe dan Tahu Macet

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya