SOLOPOS.COM - Pedagang berjualan di sekitar Masjid Raya Sheikh Zayed yang terletak di Gilingan, Banjarsari. Jumat (2/6/2023). (Solopos.com/Gigih Windar Pratama).

Solopos.com, SOLO — Pedagang kaki lima (PKL) di sekitar Masjid Raya Sheikh Zayed menyebut bisa mendapatkan penghasilan Rp150.000 sampai Rp200.000 per hari.

Mereka menyebut angka tersebut bisa meningkat hingga dua kali lipat saat musim liburan atau Hari Raya Islam.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Hal itu menyusul tingginya kunjungan di masjid tersebut hingga dinobatkan sebagai salah satu destinasi wisata dengan kunjungan tertinggi di Jawa Tengah periode Lebaran 2023.

Jika dikalkulasikan selama 25 hari dengan asumsi libur setiap sepekan sekali, penghasilan mereka mencapai Rp3.750.000 per bulan atau lebih dari UMK Solo sebesar Rp2.174.169/bulan.

Jumlah tersebut belum ditambah kenaikan penghasilan hingga dua kali lipat setiap akhir pekan atau liburan.

Para pedagang juga menyebut, mayoritas pembeli adalah warga Soloraya maupun luar kota yang berkunjung ke Masjid Raya Sheikh Zayed.

Transaksi yang dilakukan masih menggunakan uang tunai. Mereka menjelaskan, belum bisa menggunakan quick response code indonesian standard (QRIS) karena tidak memiliki rekening tabungan di bank.

Salah satu pedagang yang ditemui Solopos.com yakni Yuni, warga Nusukan yang berjualan es teh dan roti bakar.

Ia mengatakan sudah berjualan sejak awal pembangunan Masjid Raya Sheikh Zayed. Biasanya dia mulai menggelar lapak dagangan pukul 08.00 WIB hingga sekitar pukul 18.00 WIB.

Keuntungan yang dia peroleh dari jualan sebesar Rp150.000 pada hari biasa, dan bisa meningkat hingga Rp250.000 di hari libur.

“Rata-rata per hari sekitar Rp100.000 sampai Rp150.000 per harinya, nanti bayar biaya sewa sekitar Rp50.000 ke warga sekitar buat kebersihan. Kalau pas hari raya atau hari libur bisa sampai Rp250.000, saya jualan biasanya sejak pukul 08.00 WIB sampai habis magrib,” ucapnya pada Jumat (2/6/2023).

Yuni menyebut, pengunjung Masjid Raya Sheikh Zayed mayoritas adalah warga Soloraya yang ingin beribadah. Meskipun, di hari libur ia menyebut banyak pengunjung dari luar kota yang datang sekaligus membuat penghasilannya meningkat.

“Rata-rata yang datang warga Soloraya kalau pas hari biasa, apalagi mendekati waktu Salat biasanya pada ke sini. Tapi, kalau waktu libur panjang seperti sekarang atau pas hari raya Islam, banyak yang datang dari luar kota, naik bus ke sini atau mobil pribadi. Nanti, pulangnya habis Magrib atau sebelum Isya,” ujarnya.

Untuk pengeluaran, Yuni menyebut hanya membayar Rp10.000 per hari untuk biaya kebersihan dan listrik.

“Bayar ke pemilik rumah yang kami pakai listriknya, jadi kami ngolor kabel dari rumah warga, per harinya membayar Rp10.000 itu juga sudah termasuk biaya kebersihan,” ujarnya.

Rata-rata pedagang melakukan transaksi secara tunai dan belum menggunakan QRIS. Ia menyebut banyak pedagang yang belum memahami cara mengurus dan mendaftar QRIS. Yuni juga menyebut banyak pedagang yang masih belum memiliki rekening.

“Pedagang banyak yang belum tahu cara mendaftar atau menggunakan QRIS, ada yang takut transaksinya enggak masuk ke rekening, alasan yang sama kenapa banyak yang belum masuk ke Gojek atau Grab. Pedagang di sini juga sebenarnya rata-rata ibu rumah tangga yang belum punya rekening sendiri,” ulasnya.

Terpisah, pedagang bakso di sekitar Masjid Raya Sheikh Zayed, Purwanto, mampu mengantongi hingga Rp200.000 per hari dan bisa meningkat hingga Rp300.000 di hari libur.

Ia menjelaskan, rata-rata pembelinya wisatawan dari luar Solo.

“Yang beli biasanya dari luar kota yang naik bus, karena setelah perjalanan jauh dan mencari makan. Kalau wisatawan dari Solo biasanya habis salat yang langsung pulang karena tujuannya memang ibadah bukan wisata,” ucapnya.

Purwanto menjelaskan belum menggunakan QRIS sebagai metode pembayaran karena tidak tahu bagaimana cara mendaftar atau mendapatkan QRIS.

“Di sini [Masjid Sheikh Zayed Solo] kalau membayar pakainya uang tunai, yang pakai QRIS jarang karena memang mendaftarnya belum tahu. Kami pedagang kaki lima dan terbiasa bayar pakai uang tunai,” jelasnya.

Berbeda dengan Yuni, Purwanto menyebut hanya membayar Rp5.000 untuk uang keamanan yang diberikan kepada warga setempat. Ia mengaku, uang tersebut baru diminta pasca Masjid Raya Sheikh Zayed dibuka.

“Dulu waktu masih dibangun masih belum ada yang setoran begitu, tapi sekarang habis peresmian ada. Biasanya per hari ada yang datang ke pedagang untuk biaya kebersihan dan sewa lokasi,” ulasnya.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya