SOLOPOS.COM - Ilustrasi mudik. (Solopos/Whisupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, SOLO -- Larangan mudik yang diberlakukan pemerintah pusat untuk membendung persebaran Covid-19 memaksa perusahaan angkutan bus lintas provinsi di Solo tiarap.

Informasi yang diperoleh Solopos.com, 99 persen dari 1.300 unit bus yang masuk Terminal Tirtonadi Solo berhenti beroperasi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pantauan kondisi di terminal tipe A tersebut, Selasa (28/4/2020), area parkir bus lengang. Tidak ada penumpang yang duduk di ruang tunggu penumpang. Hanya ada sejumlah petugas terminal dan satuan keamanan.

Bus Rosalia Indah Berhenti Beroperasi, Terminal Palur Karanganyar Sepi

Situasi serupa terjadi di loket agen bus antarkota antarprovinsi (AKAP). Akibat larangan mudik, seluruhnya loket agen bus yang berjumlah 86 unit di terminal terbesar di Solo itu tutup.

Pedagang yang menempati 154 kios juga hanya menyisakan hitungan jari dan bertahan untuk melayani petugas terminal.

Koordinator Terminal Tipe A Terminal Tirtonadi, Joko Sutriyanto, mengklaim pada waktu normal ada 1.300 unit armada bus yang wira-wiri mengangkut 12.000-13.000 penumpang setiap harinya.

Peringatan Cuaca Hujan Lebat - Angin Kencang 28-29 April 2020, Termasuk Jateng

Jumlah tersebut biasanya meningkat signifikan menjelang Idul Fitri. Namun, adanya pandemi Covid-19 dan kebijakan larangan mudik membuat 99 persen armada bus di Solo mandek.

"Berhubung kondisi pandemi Covid-19 yang mengharuskan masyarakat melakukan pembatasan sosial, perusahaan otobus [PO] mandek. Ada 100-an bus AKAP tujuan Jabodatebek dan Surabaya," katanya kepada Solopos.com di kantornya, Selasa.

Menurut Joko, Terminal Tirtonadi Solo sepi terjadi sejak Maret lalu. Penumpang tujuan daerah sekitar memilih langsung ke tujuan tanpa singgah di Terminal Tirtonadi untuk istirahat.

Sekda dan 4 ASN Sukoharjo Kena Sanksi Pelanggaran Netralitas, Ini Daftarnya

Kondisi terminal di Solo itu semakin sepi semenjak ada larangan mudik. Akibatnya hampir semua pedagang yang menempati kios terminal tutup.

"Masih ada sejumlah penumpang yang singgah di terminal karena bus AKDP [Antarkota Dalam Provinsi] masih beroperasi meski jumlahnya berkurang. Ada 20 PO dan sedikit saja yang masih jalan. Tidak ada bus tujuan Pacitan yang beroperasi," ujarnya.

Keamanan Aset Terminal

Joko menjelaskan petugas tetap bekerja dengan fokus kepada keamanan aset terminal. Aset itu ditinggal sejumlah paguyuban taksi, pedagang, pengemudi becak, dan kuli panggul akibat sepinya penumpang.

Lion Air Grup Terbang Lagi Saat Pandemi Covid-19, Bantah Layani Mudik

Ia memprediksi akibat larangan mudik itu bus AKDP di Solo juga akan mandek semua karena tidak ada dukungan penumpang dari bus AKAP.

Salah satu Agen Bus PO Gunung Mulia, Umar Sahid, 65, mengaku bisa mendapatkan keuntungan Rp75.000 hingga Rp100.000 dari penjualan tiket per hari pada waktu normal.

Kini ia khawatir karena tidak akan mendapatkan penghasilan hingga akhir Mei mendatang.

Polisi Halau 170 Kendaraan Pemudik di Jalur Masuk Kota Solo

"Penghasilan turun drastis sejak pandemi virus corona. Penghasilan masih ada Rp15.000. Sekarang enggak ada karena larangan mudik," katanya.

Dia mengaku pasrah menghadapi kondisi bisnis yang terpukul akibat Covid-19. Ia datang ke terminal berharap sejumlah dermawan membagikan nasi atau sembako menjelang berbuka puasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya