SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, JAKARTA–Menyusul perkembangan terbaru larangan ekspor CPO khususnya refined, bleached, deodorized (RBD) palm olein, asosiasi kelapa sawit termasuk produsen minyak goreng merapatkan barisan dengan berembuk terlebih dahulu.
Sebelumnya, ada pekan lalu Presiden Joko Widodo menyatakan bakal melarang ekspor crude palm oil (CPO) mulai 28 April 2022 sampai pasokan minyak goreng domestik melimpah.

Belakangan, berdasarkan hasil rapat terbatas lintas kementerian, pemerintah merevisi larangan ekspor terbatas hanya pada RBD palm olein yang merupakan bahan baku minyak goreng sawit dan minyak goreng sawit.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Adapun, larangan ekspor terbatas pada produk yang termasuk dalam tiga harmonized system (HS) code, yakni yang terkait dengan RBD palm olein yakni HS.1511.90.36, HS.1511.90.37, dan HS.1511.90.39.

Plt. Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) Sahat Sinaga masih enggan angkat bicara mengenai perkembangan terbaru tersebut. Sebab, pandangan dan sikap pelaku usaha akan terlebih dahulu dirapatkan.

Baca Juga: Duh, Imbas Larangan Ekspor Migor, Harga TBS Sawit Rp1.800 Per Kilogram

“Saya nanti sore sebagai Plt. Ketua Umum DMSI akan membahasnya dengan seluruh asosiasi sawit terkait di Kantor DMSI,” kata Sahat dihubungi Selasa (26/4/2022).

Sahat yang juga menjabat Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) mengatakan pengusaha sudah tak tertarik untuk mengekspor CPO karena pungutan yang terlampau tinggi.

Merujuk pada data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), total produksi CPO hingga Februari 2022 mencapai 8,06 juta ton. Adapun, produksi pada Februari saja mencapai 3,50 juta ton, turun dari capaian pada Januari sebesar 3,86 juta ton.

Dari jumlah tersebut, total konsumsi lokal sebesar 2,88 juta ton, terdiri atas 1,08 juta ton untuk pangan, 361 ton oleokimia, dan 1,44 juta ton biodiesel.

Baca Juga: Ekspor Migor Dilarang, Harga CPO Tembus Rp22,40 Juta Per Ton

Sedangkan ekspor kumulatif hingga Februari 2022 mencapai 4,27 juta ton, terdiri atas 90 ton CPO, 3,38 juta ton olahan CPO, 4 ton CPKO, 174 ton olahan CPKO, 10 ton biodiesel, dan 614 ton oleokimia.

Sebelumnya Sahat juga mengatakan distribusi minyak goreng dari sisi produsen terhambat beberapa hal, seperti pengawasan yang terlampau ketat dari berbagai instansi hukum. Selain itu, pembayaran subsidi minyak goreng melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan Sawit (BPDPKS) juga belum juga cair.

“Bebaskan dulu industri migor ini dari keroyokan petugas, Satgas, kejaksaan, KPPU [Komisi Pengawas Persaingan Usaha] dan lainnya,” kata Sahat.

Berita telah tayang di Bisnis.com berjudul Larangan Ekspor CPO Khusus RBD Palm Olein, Produsen Minyak Goreng Rapatkan Barisan

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya