Solopos.com, SOLO—Wali Kota Solo yang juga Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) melarang kadernya menggelar kampanye konvoi sepeda motor keliling kota. Apalagi sampai melepas knalpot sehingga menimbulkan suara yang memekakkan telinga. Rudy, sapaan akrabnya, meminta polisi bertindak tegas dengan menangkap kader atau simpatisan tersebut.
Pasalnya, konvoi kendaraan berpotensi mengganggu kenyamanan masyarakat Kota Bengawan. “Selasa [12/3/2019], saya mendapat laporan ada simpatisan yang konvoi dengan membawa bendera PDIP langsung tak suruh kejar, tak suruh pulang. Saya perintahkan juga kepada pengurus anak ranting dan ranting untuk mengendalikan dan melarang untuk konvoi,” kata dia, kepada wartawan di Balai Kota, Rabu (13/3/2019).
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Rudy mengaku aksi konvoi yang dilakukan di sepanjang jalan protokol hingga depan Taman Budaya Jawa Tengah itu bisa jadi bukan dilakukan oleh kader atau simpatisan PDIP. Pasalnya, kampanye pendukung pasangan Joko Widodo dan Ma’ruf Amin tersebut digelar oleh sukarelawan Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) Jawa Tengah.
“Kalau kader PDIP masak bendera sepanjang jalan diambilin semua, menyisakan tiang saja. Kalau kader langsung tak lebokne [masukkan] Polsek kabeh [semua]. Motornya juga enggak bakal kami urus,”tegasnya.
Ihwal jadwal kampanye terbuka yang dimulai Sabtu (23/3/2019) hingga Sabtu (13/4/2019) mendatang, Rudy menyebut belum tentu akan menggelar rapat terbuka umum. “Itu nanti juga enggak akan ada konvoi war wer. Intruksi saya kepada semua kader untuk merawat kemenangan Jokowi dengan menciptakan rasa nyaman di masyarakat. Jangan sampai terjadi kebisingan dan mengganggu lalu lintas,” kata dia. Selain berpesan kepada kader PDIP, Rudy juga mengajak masyarakat untuk menjaga kondusivitas dan tidak mudah terprovokasi.