SOLOPOS.COM - Ilustrasi petugas medis menangani pasien corona. (Antara/M Agung Rajasa)

Solopos.com, JAKARTA – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengumumkan dua anggotanya meninggal dunia dengan status pasien dalam pengawasan (PDP) Corona, Minggu (5/4/2020). Menurut IDI, sudah ada 24 dokter yang meninggal dunia saat pandemi corona.

Misteri Penemuan Jasad Bayi di Selokan Tawangmangu, Orang Tuanya Diminta Serahkan Diri

Promosi Layanan Keuangan Terbaik, BRI Raih 3 Penghargaan Pertamina Appreciation Night

Dua dokter yang baru saja meninggal dunia itu sempat dirawat di di RSPP (Rumah Sakit Pusat Pertamina) dan di Rumah Sakit Pelni (Pelayaran Nasional Indonesia), Jakarta.

“Iya keduanya PDP Covid-19. Dokter Heru Sutantyo dirawat di RSPP Jakarta dan dr Wahyu Hidayat SpTHT dirawat di Rumah Sakit Pelni, Jakarta,” kata Humas IDI, Halik Malik, seperti dilansir detik.com, Minggu.

Ekspedisi Mudik 2024

Ditinggal Salat Magrib, Motor Warga Sukoharjo Digondol Maling di Parkiran Musala Ceper Klaten

Halik menyatakan total ada 24 dokter yang meninggal saat pandemi corona. Perinciannya adalah 18 dokter umum maupun spesialis penyakit dalam serta ada tambahan enam dokter gigi.

Halik menjelaskan gugurnya dokter-dokter tersebut tak semuanya karena bersentuhan atau menangani pasien positif corona. Seperti halnya dua dokter Heru dan dokter Wahyu yang melayani pasien umum sehari-harinya.

Dampak Wabah Corona Sukoharjo: 1 Hotel Tutup Sementara, Lainnya Rumahkan Karyawan

“Sebagai dokter, mereka praktik seperti biasanya, melayani pasien umum. Beberapa dokter yang meninggal karena Covid-19 ini tidak secara langsung menangani pasien positif Corona di ruang isolasi atau ruang perawatan COVID-19,” jelas Halik.

“Setidaknya sudah ada 18 dokter dan 6 dokter gigi yang gugur mendahului sejawat dalam menghadapi pandemi Corona ini,” tandasnya.

Yasonna Laoly Tak Mau Dibilang Manfaatkan Covid-19 Buat Bebaskan Koruptor

Pentingnya APD

Halik mengimbau para petugas medis agar senantiasa menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai dengan standar. Selain itu, pembenahan layanan perlu dilakukan, mengingat risiko penularan yang cukup tinggi bagi para tenaga medis.

“APD [alat pelindung diri] standar dan penyesuaian sistem layanan perlu dibenahi untuk menghindari risiko tertular,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya