SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi


JAKARTA- Anggota Komisi III DPR Ahmad Yani disebut di tulisan Idjon Djabi di facebook terkait insiden LP Cebongan, Sleman, Yogyakarta. Politisi PPP ini merasa aneh namanya disebut menuding institusi militer. Dia sudah membaca isi tulisan itu dan menyerahkannya ke polisi.

“Sekarang beredar di FB, seolah-olah melakukan pembelaan, seolah ternyata ada bentrok antara kartel narkoba. Makanya saya minta polisi segera mengungkap kasus ini, kalaupun ada tim investigasi baru ya silakan. Tapi saya tetap mempercayai institusi kepolisian, jangan terlalu lama, kan gampang ini mengungkapnya,” jelas Yani saat dikonfirmasi, Sabtu (30/3/2013).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Yani menegaskan, dalam pernyataannya di media sama sekali tak pernah menyebut institusi tertentu sebagai pelakunya. Dia hanya mengatakan, aksi eksekusi atas 4 tersangka kasus penganiayaan itu sebagai tindakan biadab dan tidak bisa diterima akal sehat.

“Itu dilakukan oleh sekelompok orang yang terampil dengan tenaga yang sangat profesional dan sangat terlatih. Saya meminta polisi mengusut tuntas,” jelas Yani.

Dia juga menambahkan, dalam pernyataannya dia juga menyebut ada ketidaktaatan pada hukum dan disiplin dalam kasus eksekusi itu.

“Kemudian juga, terlalu dini Pangdam Diponegoro menyebut ketidakterlibatan anggotanya, kalau nanti ada keterlibatan maka dia harus dicopot dari Pangdam. Kemudian periksa polda, periksa kapolda kenapa dia memindahkan itu, ada alasan apa? Apakah ada indikasi memang akan ada serangan, Polda harus tahu, dengan alasan perbaikan ternyata kan tidak semua tahanan dipindahkan. Kemudian Lapas itu sendiri tahu, kan mereka yang tahu bentuk struktur dan tubuh itu di Lapas,” tuntasnya.

Tulisan itu ramai diperbincangkan sejak Jumat (29/3), sang penulis Idjon Djanbi. Dalam tulisan yang menyudutkan kepolisian itu, Komnas HAM juga dituding sebagai antek asing.

Tidak diketahui siapa penulis itu. Idjon baru aktif membuka akun itu sejak 23 Maret 2013. Tulisan itu memang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Selain sang penulis tak jelas, isinya juga menyudutkan sejumlah lembaga dan pihak terkait.

Tulisan itu juga dengan panjang lebar mengurai detik-detik insiden keributan di Hugos Cafe, ada juga disebutkan pihak-pihak terkait yang di luar 4 nama itu yang ikut terlibat.

Idjon juga mengurai dan mempertanyakan proses pemindahan tahanan dari Polda DIY ke LP Sleman. Sejumlah hal lain juga disinggungnya antara lain keanehan, bagaimana kelompok bersenjata itu begitu menguasai medan LP Sleman, tahu ruang CCTV dan sistem penguncian. Idjon menduga ada pihak lain yang terlibat dan sengaja untuk menyudutkan pihak tertentu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya