BANTUL- Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro mempersilahkan pihak terkait menyelidiki dugaan keterlibatan pimpinan 11 anggota Grup 2 Kopassus TNI dalam tragedi berdarah di Lapas Cebongan, Sleman.
Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima
Hal itu untuk membuktikan ada tidaknya garis komando dalam peristiwa itu sehingga dapat disebut pelanggaran HAM menurut versi pemerintah.
“Penyelidikan ke atas silahkan saja, namanya juga penyelidikan. Silahkan itu dilakukan kita tidak tutup kasus itu,” kata Purnomo menjawab pertanyaan Harian Jogja, disela-sela mengikuti kegiatan retret dan perayaan Paskah di kompleks Gereja Hati Kudus Yesus Ganjuran, Bantul, Jumat (12/4/2013).
Menurutnya, diperlukan bukti yang jelas mengenai keterlibatan jajaran pimpinan TNI dalam kasus itu. Misalnya, sebelumnya dikabarkan ada komunikasi antara pejabat TNI dan Polri sebelum peristiwa Cebongan terjadi, sehingga diduga ke dua pimpinan institusi itu sudah tahu tragedi penembakan bakal terjadi.
“Itu mesti ditanyakan, komunikasi itu apa. Komunikasi minta akan dibunuh atau tidak. Tolong dijelaskan SMS itu apa. Ingat SMS itu isi-isinya apa, kepada teman media atau siapa yang bisa menyampaikan ke saya. Kalau isinya bilang ayo kita serbu kan tidak. Ini tidak dilakukan secara sistematis, ini spontanitas. Saya kira komandannya tidak memerintahkan,” tegasnya.