SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi


JAKARTA-Tulisan insiden penyerangan LP Cebongan, Sleman, Yogyakarta tiba-tiba muncul di facebook. Tulisan itu pun kemudian menyebar melalui media sosial, BlackBerry Messenger (BBM), juga mailing list (milis). Isinya menyudutkan kepolisian dan Komnas HAM.

Polri sudah tegas membantah isi tulisan yang beredar itu. “Info itu tidak bisa dipertanggungjawabkan,” tegas Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Suhardi Aliyus saat dikonfirmasi, Sabtu (30/3/2013).

Promosi Jelang Lebaran, BRI Imbau Nasabah Tetap Waspada Modus Penipuan Online

Suhardi mewanti-wanti masyarakat agar jangan sampai terpancing dengan pengalihan isu. Kalau orang itu benar mempunyai informasi itu, tentu akan melaporkan secara resmi. “Dan kita pasti akan dalami,” terang Suhardi.

Suhardi berharap publik tak terpancing dengan isu seperti di facebook yang menyebar itu. “Sebaiknya kita fokus pada kasus pokoknya penyerangan Lapas yang mengakibatkan 4 korban meninggal dunia,” terang Suhardi.

Ekspedisi Mudik 2024

Memang seperti apa tulisan di Facebook itu? Tulisan itu ramai diperbincangkan sejak Jumat (29/3). Judulnya ‘PELAKU PENYERANGAN LP SLEMAN ADALAH APARAT KEPOLISIAN’, sang penulis Idjon Djanbi.

Tidak diketahui siapa penulis itu. Idjon baru aktif membuka akun itu sejak 23 Maret 2013. Tulisan itu memang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Selain sang penulis tak jelas, isinya juga menyudutkan sejumlah lembaga dan pihak terkait.

Idjon dalam tulisan kronologi versi dia, menguraikan sosok 4 tersangka Yohanis Juan Manbait alias Juan, Benyamin Sahetapy alias Decky, Adrianus Chandra Galaja alias Dedy, dan Yermiyanto Rohi Riwu alias Adi, yang ditembak mati kelompok bersenjata di LP Sleman.

Dalam tulisan itu disebutkan kiprah 4 orang itu di sebuah ormas yang aktif di Yogya. Disebut juga catatan kriminal yang pernah dilakukan para tersangka kasus pembunuhan Serka Santoso di Hugos Cafe pada pertengahan Maret lalu.

Di akun facebook itu juga dipaparkan lewat foto korban Serka Santoso yang mengalami luka benda tumpul di bagian kepala, luka tusukan, dan bacokan benda tajam 23 cm di dada sebelah kiri dan 6 rusuk patah.

Tulisan itu juga dengan panjang lebar mengurai detik-detik insiden keributan di Hugos Cafe, ada juga disebutkan pihak-pihak terkait yang di luar 4 nama itu yang ikut terlibat.

Idjon juga mengurai dan mempertanyakan proses pemindahan tahanan dari Polda DIY ke LP Sleman. Sejumlah hal lain juga disinggungnya antara lain keanehan, bagaimana kelompok bersenjata itu begitu menguasai medan LP Sleman, tahu ruang CCTV dan sistem penguncian. Idjon menduga ada pihak lain yang terlibat dan sengaja untuk menyudutkan pihak tertentu.

Namun anehnya, Idjon menyebut adanya keterangan soal jenis peluru 9 mm. Padahal selama ini polisi selalu menyebut jenis peluru 7,62 mm. Idjon juga menulis korban tewas di LP Sleman mengalami luka penganiayaan. Data resmi Komnas HAM dan kepolisian korban langsung dieksekusi.

Anggota Komisi III Ahmad Yani juga disinggung di tulisan itu. Yani dianggap menyudutkan TNI dalam pernyataannya di media.

Kemudian, Idjon mengurai soal persenjataan yang diduga digunakan penyerang dan juga rompi yang dipakai amat jauh dari yang dipakai Kopassus. Bahkan Idjon menyinggung korps pasukan lain yang memakai jenis senjata itu.

Juga, ada keterangan yang tak tentu benar, soal persaingan bisnis narkoba di Jogya. Dia juga menyebut persaingan jenderal kepolisian dalam insiden ini. Sekali lagi sosok Idjon ini tak jelas siapa, bisa saja dia mengaku-ngaku membela instasi tertentu.

Detikcom sudah menghubungi dan mengkonfirmasi tulisan di facebook ini ke Ass Intel Danjen Kopassus Letkol Richard sayangnya tak ada respons. Demikian juga konfirmasi kepada Kapuspen TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul, baik sms ataupun telepon tak berbalas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya