SOLOPOS.COM - Spanduk dukung Kopassus terpasang di salah satu sudut Kota Solo belum lama ini. (Dok/JIBI/SOLOPOS)

Spanduk dukung Kopassus terpasang di salah satu sudut Kota Solo belum lama ini. (Dok/JIBI/SOLOPOS)

SOLO – Maraknya spanduk dukungan kepada Kopassus terkait penembakan empat preman di Lapas Cebongan Sleman, diduga bukan murni dari masyarakat. Bisa jadi, dukungan itu ditunggangi pihak-pihak militer.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Hal itu disampaikan Pengamat Hukum dan Politik dari UNS Solo, M Jamin, saat dihubungi Solopos.com Kamis (11/4/2013). “Kalau memang dukungan murni, jangan ada rekayasa tertentu atau dari pihak lain seperti militer,” ungkapnya.

Dijelaskannya, jika ada rekayasan dari pihak tertentu spanduk dukungan tersebut bisa dijadikan alat pembenaran terhadap tindakan para pelaku. Sebagaimana diketahui, munculnya spanduk dukungan ke Kopassus setelah 11 anggota Kopassus mengakui terlibat dalam kasus penembakan empat preman di Lapas Cebongan. “Kalau memang itu direkayasa, ya tunjukkan komitmen saja lah,” tambahnya.

Jamin menduga spanduk dukungan terhadap korps baret merah itu ditunggangi oleh pihak-pihak militer. “Mungkin dibilang murni juga tidak. Bisa jadi itu simpati masyarakat dengan sepengetahuan dari pihak tertentu atau pihak militer,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Jamin menuturkan selamana ini penafsiran jiwa ksatria sering salah. Dia menilai pengakuan 11 anggota Kopassus dalam kejadian itu bukan sikap ksatria para prajurit. “Sebagai pengakuan, itu bukan sikap ksatria prajurit. Setelah bakal diketahui, mereka baru mengaku. Kalau seperti itu, pencuri yang mengaku juga bisa disebut ksatria. Makanya ini harus diluruskan,” lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya