SOLOPOS.COM - Misbach Bilok (berjaket) dan Sukardi memilah brokoli di Tarubatang, Selo, Boyolali, Jumat (5/6/2020), yang dipasarkan di lapak online sayur Bronjongku. (Solopos-Bayu Jatmiko Adi)

Solopos.com, BOYOLALI -- Seniman musik asal Klaten, Misbach Bilok, menggagas lapak online sayur bernama Bronjongku melalui Instagram Sejak akhir Maret 2020.

Bronjongku melayani pesan antar sayuran segar untuk para konsumen lapak online sayur yang saat ini masih terbatas dari kalangan seniman di komunitas Rumah Banjarsari, Solo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Masa pandemi Covid-19 menimbulkan dampak tersendiri bagi kalangan seniman. Dibatasinya kegiatan yang menimbulkan kerumunan massa, berdampak pula dengan sepinya kegiatan pentas seni dan lainnya.

Pendapatan dari kegiatan kesenian pun susut.

Ekspedisi Mudik 2024

Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2020 Dibuka Hari Ini, Ini Link-nya

"Dengan Bronjongku ini, kami berupaya membantu teman-teman untuk mendapatkan sayuran segar dengan harga lebih terjangkau karena langsung dari petani ke konsumen," tutur pria asli Sulawesi yang juga pengurus di komunitas Rumah Banjarsari itu, Jumat (5/6/2020).

Untuk mendapatkan sayur segar, dia memilih datang ke Tarubatang, Selo, Boyolali. Bukan tanpa alasan, di daerah tersebut, dia mengenal para seniman yang juga menggeluti pertanian.

"Tepat setelah dua minggu setelah ada wabah Covid 19, pemerintah mulai menerapkan pembatasan, saya memikirkan banyak teman-teman jaringan kesenian termasuk teman-teman topeng ireng di Boyolali, di sanggar Kridho Mudho. Saya ingat di sana ada mas Kardi [Sukardi]. Kemudian saya naik ke Selo, cerita-cerita bagaimana kegiatan di sanggar. Dia bilang kesulitan juga membuat kegiatan kesenian. Saat ini konsentrasi di kebun saja di belakang rumah," tutur Misbach.

Aktivitas Pasar di Boyolali Jadi Perhatian, Pengunjung Wajib Bermasker!

Hari itu, Jumat, dia langsung menuju rumah Sukardi, pemilik sanggar Kridho Mudho. Sanggar seni yang fokus di seni tari, seperti tari topeng ireng, kuda lumping, badui dan sebagainya.

Sanggar tersebut menampung masyarakat sekitar yang juga bertani sayuran. Sukardi mengakui selama masa pandemi Covid 19, permintaan untuk pentas tari sepi, bahkan tidak ada.

"Warga yang ikut sanggar kebanyakan adalah pemuda dan pelajar. Adanya Covid 19 ini, sekolah atau kampus juga libur. Pentas seni juga tidak ada. Kami pun mengajak mereka untuk bertani membantu orang tua," kata dia.

Wabah Covid-19

Saat tiba di Sanggar Kridho Mudho, Misbach mendatangi kebun sayur milik warga, atas rekomendasi Sukardi. Seperti yang dia lakukan hari itu. Pertama, dia mendatangi kebun milik keluarga Sukardi untuk memetik brokoli.

"Ada yang pesan brokoli, terong, sawi, cabai dan masih banyak lagi," kata Misbach. Selesai dari kebun Sukardi, mereka kemudian mendatangi kebun milik keluarga Aris Dwianto.

Aris merupakan mahasiswa ISI Surakarta yang juga tergabung di dalam Sanggar milik Sukardi. Di kebun itu Misbach mendapatkan terong ungu pesanan konsumennya.

Baik Misbach maupun Sukardi berharap hubungan kerja sama lapak online sayur tersebut bisa tetap berjalan berkesinambungan. Bahkan ketika wabah Covid 19 ini sudah berakhir.

Hari Ini Dalam Sejarah: 8 Juni 1921, Soeharto Lahir

Sebab dengan kerja sama lapak online sayur tersebut silaturahmi bisa terus terjalin. Kalangan seniman bisa saling bertemu meski tidak melulu urusan kesenian.

Meski saat ini pemasaran sayur di lokasi tersebut sudah berjalan dengan sarana pasar tradisional, dengan adanya lapak online sayur itu diharapkan bisa lebih membantu para petani dalam memasarkan produknya.

Di sisi lain Sukardi juga berharap dengan adanya sentuhan pemasaran yang lebih beragam dan bisa melibatkan kalangan muda, regenerasi petani sayur di kampung halamannya bisa berjalan baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya