SOLOPOS.COM - Pagar seng dipasang untuk menutup akses menuju Jembatan Mojo, Pasar Kliwon, Solo, Senin (26/9/2022). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com Stories

Solopos.com, SUKOHARJO — Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Solo mengklaim pengerjaan Jembatan Mojo yang menghubungkan Sukoharjo dengan Solo berjalan sesuai jadwal. Saat ini pembangunan memasuki penggantian lantai baja orthotropic Jembatan Mojo.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Staf Teknis Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Solo, Andreawan Setyo Nugroho, menargetkan proses penggantian  lantai jembatan penghubung Solo-Sukoharjo itu akan rampung pada beberapa pekan mendatang sesuai jadwal.

“Saat ini sudah masuk ke penggantian sistem panel lantai ortotropik baja segmental. Pengerjaannya sudah sesuai jadwal, kami tetap menargetkan rampung sesuai perkiraan,” terang Andreawan saat dihubungi pada Rabu (2/11/2022).

Sebagai konsekuensi dari pekerjaan proyek perbaikan jembatan itu, beberapa waktu lalu muncul jembatan-jembatan baru penghubung Sukoharjo-Solo.

Jembatan itu dibuat dari bambu yang membentang tepat diatas permukaan sungai Bengawan Solo. Ketiga Jembatan Sasak bahkan tak mampu menghalau terjangan debit air sungai ketika hujan turun.

Baca juga: 3 Jembatan Sasak Bengawan Solo Tak Beroperasi, Warga Sukoharjo Muter ke Palur

“Kalau kemarin sudah disampaikan jembatan sasak tidak memenuhi standar safety [keamanan] karena dari struktur jembatan hanya menggunakan kerangka bambu. Sedangkan jembatan dikatakan safety jika memiliki struktur sementara dengan material yang cukup mumpuni,”  terang Andreawan.

Andreawan menyebut Jembatan penghubung Kabupaten Sukoharjo dan Solo tidak hanya di Jembatan Mojo tetapi ada pula jembatan dari arah Gading, Solo menuju ke arah Grogol, Sukoharjo.

Selain itu ada pula jembatan besar lain dari Dawung, Serengan, Solo menuju ke Grogol, Sukoharjo. Beberapa jembatan itu menjadi contoh jembatan pengaman yang cukup aman.

Dia mengatakan pembuatan jembatan seharusnya terdiri atas rangka bagian atas dan bawah.

Bangunan bawah harus terdiri dari kepala jembatan, fondasi dan pilar. Sementara bangunan atas terdiri dari lantai jembatan, rangka utama, gelagar melintang, gelagar memanjang, diafragma, pertambatan dan sandaran.

Baca juga: Jembatan Sasak Sukoharjo Rusak Diterjang Hujan, Perbaikan Tunggu Air Surut

“Jembatan dikatakan aman berdasarkan standar yang telah ditentukan. Sudah ada aturan di Kementerian PUPR sudah dijelaskan jika jembatan bangunan harus ada pondasi, pokok bangunan pengaman hingga sandaran jembatan,” terang Andreawan.

Pihaknya mengimbau masyarakat bisa menghindari jembatan sasak. Mengingat cuaca yang tidak bisa diprediksi, bisa jadi di Solo-Sukoharjo tidak hujan tetapi di Wonogiri hujan, otomatis debit air akan tinggi. Sehingga ditakutkan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Sementara dilansir dalam pedoman persyaratan umum perencanaan jembatan dalam surat edaran Menteri PUPR memaparkan pokok-pokok perencanaan (design objectives) struktur jembatan yang berfungsi paling tepat untuk suatu lokasi tertentu.

Di antaranya meliputi kekuatan dan stabilitas struktur (structural safety); keawetan dan kelayakan jangka panjang (durability); kemudahan pemeriksaan (inspectability); kemudahan pemeliharaan (maintainability); kenyamanan bagi pengguna jembatan (rideability); ekonomis; kemudahan pelaksanaan; estetika; serta dampak lingkungan pada tingkat yang wajar dan cenderung minimal.

Baca juga: Ring Road Mojosongo Solo Alami Peningkatan Volume Kendaraan hingga 25 Persen

Sementara pengaman lalu lintas (barrier) untuk jembatan harus memenuhi sifat-sifat pengaman.

engaman lalu lintas pada bangunan/struktur jembatan harus bisa menahan kendaraan-kendaraan pada jembatan yang memperhitungkan tingkat risikonya; memperkecil percepatan kendaraan dan mengalihkan dengan baik kendaraan-kendaraan yang mengalami kejutan; menempel dengan kuat pada penghalang di jalan pendekat dengan kekakuan yang sesuai.

Selain itu sifat pengaman jembatan harus mempunyai kekuatan struktural yang cukup selama pengaruh kejut dari kendaraan untuk memperkecil risiko jeruji-jeruji menusuk ke dalam ruang penumpang; pengaman juga harus mudah diperbaiki atau diganti dengan cepat; dapat menerima pergerakan bangunan akibat panas, rotasi dan lainnya.

Selain itu sambungan-sambungan harus disesuaikan sehingga mencegah timbulnya bising dan getaran, terutama di daerah perkotaan; proses pengerjaan sambungan harus rinci agar sesuai dengan bangunan dan menghindarkan adanya halangan pandangan dari kendaraan atau halangan terhadap jarak pandang pada persimpangan.

Baca juga: Pembangunan Jembatan Sasak Ketiga di Plumbon Sukoharjo Berlanjut

Pengaman jembatan juga harus dirinci untuk membatasi gaya-gaya hidrodinamis dan terjebaknya benda hanyutan pada waktu jembatan terendam banjir dengan periode ulang 25 tahun.



Pedoman pembuatan jembatan tersebut harusnya juga menjadi pertimbangan masyarakat yang ingin membangun jembatan alternatif selama perbaikan Jembatan Mojo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya