Cerita mengenaskan ini bermula saat Jon Koplo, warga Sukoharjo, pergi ke Wonogiri akhir pekan lalu. Dengan PD-nya ia meluncur di jalan raya mengendarai motor bututnya. Biar motor tua, tapi surat-suratnya komplet sehingga tak perlu waswas berurusan dengan polisi.
Tapi tan kocapa, ketika sampai di pertigaan Krisak, ndilalah ada polisi yang nyemprit dan menyuruhnya menepi.
Promosi 204,8 Juta Suara Diperebutkan, Jawa adalah Kunci
“Selamat siang, Pak. Bisa lihat surat-suratnya?” ujar polisi bernama Tom Gembus itu.
“Siang, Pak. Apa salah saya, Pak?” tanya Koplo.
“Bapak tidak menyalakan lampu,” jawab Tom Gembus tegas.
Tentu saja Koplo berontak karena ia memastikan lampu motornya selalu dalam keadaan menyala meskipun mbleret. Nyala lampu hanya akan terang kalau motornya ngebut. Tapi buat apa ngebut, wong motornya motor butut.
“Tetap tidak bisa, Pak. Lampu motor ini seperti tidak hidup, mbleret. Ini rawan kecelakaan,” tandas Gembus.
Jon Koplo masih berusaha ngeyel tapi sia-sia. Akhirnya dengan terpaksa ia menerima surat tilang dari Pak Polisi. Namun ketika membaca surat tilangnya, wajah Koplo tambah mbleret. “Wadhuh, sidangnya 31 Januari? Padahal tanggal 27 harus pajak STNK. Wah, ngalamat kena dhendha iki,” batin Koplo kesal sembari menyerahkan STNK-nya.
Koplo pun melanjutkan perjalanan ke arah Wonogiri. Tapi, dasar nasib awak lagi apes, setiba di dekat air mancur Kota Wonogiri ada seorang polisi menghentikannya lagi. Alasannya sama, lampu motor Koplo tidak menyala. “Ini tadi sudah diberi tilang, Pak, mau diberi tilang lagi?!” jawab Koplo anyel sambil menyodorkan surat tilang.
Untungnya polisi itu maklum. Sembari tersenyum, ia membiarkan Koplo ngeloyor pergi.
Parkani, Majasto RT 002/RW 008 Tawangsari, Sukoharjo
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
