Solopos.com, SOLO — Pemerintah Kota (Pemkot) Solo diminta segera merealisasikan rencana revitalisasi Taman Sriwedari Solo seperti yang sudah direncanakan sebelumnya. Apalagi, taman peninggalan Paku Buwono (PB) X itu sudah bertahun-tahun mangkrak.
Permintaan itu disampaikan Pembina Forum Komunitas Sriwedari (Foksri), BRM Kusumo Putro, saat diwawancarai Solopos.com, Senin (25/7/2022). Menurut Kusumo, sudah ada detail engineering design (DED) atau maket revitalisasi maupun penataan kawasan Sriwedari.
Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024
“Jadi kami berharap agar revitalisasi bisa segera dilaksanakan karena DED sudah dibuat. Berarti Sriwedari mau dibuat apa sudah dipaparkan, kepada seluruh SKPD. Kami mendukung langkah Pemkot Solo untuk merevitalisasi kawasan Sriwedari,” ujarnya.
Kusumo mengakui Foksri tidak diundang atau dilibatkan saat pemaparan DED atau maket Sriwedari tahun lalu. Tapi Foksri tetap mendukung rencana Pemkot Solo melakukan revitalisasi kawasan Taman Sriwedari Solo yang menurutnya banyak dihuni anggota berbagai komunitas masyarakat.
“Walaupun saat pemaparan kami sebagai penghuni tidak diundang, padahal kami yang ada di Sriwedari, yang mengetahui persis kondisi Sriwedari. Tapi ndak ada masalah, kami tetap mendukung langkah Pemkot Solo merevitalisasi Sriwedari,” terangnya.
Baca Juga: Night Market Ngarsopuro Pindah ke Sriwedari Solo, Begini Suasananya
Kusumo mengaku sudah sekira 21 tahun beraktivitas di kawasan Sriwedari. Dia mengapresiasi rencana Pemkot Solo merevitalisasi sejumlah tempat seperti Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ), Taman Balekambang, Lokananta, maupun Koridor Gatot Subroto.
Tak Terurus
Tapi dia berharap revitalisasi kawasan Sriwedari Solo tidak dilupakan, mengingat kondisinya yang seperti terbengkalai beberapa tahun terakhir. Kusumo tak ingin Pemkot Solo seperti pepatah gajah di depan mata tidak terlihat, tapi semut di seberang lautan tampak.
“Saat ini Pemkot Solo lebih fokus memikirkan yang baru, yang lama tidak disentuh. Seperti revitalisasi Jurug, Balekambang, Lokananta, Koridor Gatot Subroto, dan beberapa program unggulan Pemkot. Tapi Sriwedari enggak disentuh, kan aneh,” urainya.
Baca Juga: Pakai Dana CSR, Pemkot Solo Segera Rehab Taman Segaran Sriwedari
Kusumo mengungkapkan saat ini kondisi kawasan Sriwedari tidak terurus dan rusak di beberapa bagian. Dia mencontohkan kondisi bekas Joglo Sriwedari yang dinilai sudah berubah menjadi hutan belantara dan Gedung Wayang Orang Sriwedari tak terurus.
“Gedung Wayang Orang itu sudah tidak layak pakai untuk pertunjukan, pembangunan Masjid Sriwedari mangkrak, kawasan Pujasari banyak bangunan lapuk, ambrol. Penjualan buku bekas, saya kira pengetikan komputer perlu direvitalisasi,” papar dia.
Kusumo juga menyoroti kondisi bangunan untuk penjualan pigura yang dinilai sudah tidak layak pakai. Kondisi hampir sama menurutnya sudah tidak terawat. Untuk itu perlu adanya revitalisasi atau penataan tempat-tempat tersebut agar kembali hidup.