SOLOPOS.COM - Sejumlah warga Dusun Ngrapah, Desa Gupit, Nguter, Sukoharjo, memukul kentungan karena mulai mencium bau busuk limbah udara dari PT Rayon Utama Makmur (RUM), Selasa (18/8/2020). (Solopos/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Tim investigasi untuk mencari data dan fakta terkait limbah PT Rayon Utama Makmur atau RUM Sukoharjo hingga kini ternyata belum bergerak.

Pembentukan tim ini disepakati dalam pertemuan perwakilan warga terdampak limbah PT RUM dengan Forkopinda Sukoharjo di Kantor Setda Sukoharjo, Desember 2019.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tim investigasi ini gabungan 12 instansi/lembaga dari unsur pemerintah, TNI-Polri, dan masyarakat. Dari pemerintah ada Kementerian LHK, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jateng dan DLH Sukoharjo.

Siap-Siap! Bajo Galang Koalisi Rakyat Untuk Tumbangkan Gibran-Teguh Di Pilkada Solo

Ekspedisi Mudik 2024

Perwakilan warga terdampak limbah sempat ditawari agar bergabung menjadi anggota tim investigasi limbah PT RUM Sukoharjo.

Tawaran itu ditolak mentah-mentah lantaran warga menilai pembentukan tim investigasi itu sudah terlambat. “Kami terus berkoordinasi dengan Kementerian LHK dan DLH Jateng terkait persoalan limbah PT RUM,” Kepala DLH Sukoharjo, Agustinus Setiyono, kepada Solopos.com, Kamis (20/8/2020).

Pemkab Sukoharjo telah mengirim surat resmi terkait pembentukan tim investigasi PT RUM ke 12 instansi/lembaga pada awal Januari 2020.

Kasus Konfirmasi Positif Corona Solo Disebut Punya Ekor Panjang, Begini Penjelasannya

Saat ini, Pemkab masih menunggu surat balasan dari Kementerian LHK ihwal jumlah personel yang akan masuk tim investigasi tersebut.

Disorot Gubernur

Sementara instansi lainnya di tim investigasi itu telah siap bergerak mengumpulkan data dan fakta limbah PT RUM Sukoharjo.

Persoalan limbah PT RUM pernah disorot Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, dalam rapat koordinasi tentang pencemaran Sungai Bengawan Solo.

Pulang dari Sulawesi, Nenek-Nenek Sambungmacan Sragen Positif Corona

“Pada prinsipnya, kami siap melakukan pengecekan lapangan termasuk mengambil sampel air di sungai yang mengalir ke Sungai Bengawan Solo,” papar dia.

Di sisi lain, Sekretaris PT RUM, Bintoro Dibyoseputro, mengatakan telah membayar alat H2SO4 recovery yang dibeli dari Tiongkok kurang lebih Rp700 miliar.

Pembayaran dilakukan dengan fasilitas dari BNI, beberapa bulan lalu. Lantaran pandemi Covid-19, pengiriman mesin dan spare part alat H2SO4 recovery ke Indonesia terhambat.

Setelah Pilkada Solo 2020, Ketua Tikus Pithi Bidik Pilpres 2024, Jadi Calon Presiden?

Sebelumnya, warga di sekitar pabrik PT RUM kembali memukul kentungan tanda bahaya lantaran tak kuat menghirup bau busuk dari limbah pabrik tersebut.

Di sisi lain, manajemen PT RUM mengakui bau limbah menguar saat pemeliharaan atau maintenance peralatan pengolahan limbah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya