SOLOPOS.COM - ILUSTRASI (JIBI/SOLOPOS/Grafis/Andhika Ali)

Lalu lintas Solo, sejumlah warga menilai traffic light Baron tak efektif selesaikan kemacetan.

Solopos.com, SOLO–Sejumlah warga menilai rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Solo membongkar bundaran Baron dan mengganti dengan Traffic Light tidak akan menyelesaikan kemacetan di kawasan tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah seorang warga Panularan, Laweyan, Amir, mengatakan keruwetan lalu lintas di Baron sebenarnya terjadi bukan karena ada bundaran di tengah jalan. Ia menilai keruwetan lalu lintas lebih disebkan karena bertambahnya jumlah kendaraan. Sementara pengaturan manajemen lalu lintas tidak berjalan maksimal.

“Penumpukan kendaraan di bundaran lebih disebabkan karena banyaknya kendaran yang melintas dari arah Jl. Bhayangkara,” ujar Amir saat ditemui di kawasan bundaran Baron, Rabu (3/8/2016).

Amir mengatakan sepanjang Jl. dr Radjiman sudah dibuat searah sehingga kendaraan bisa berjalan lancar. Namun, ketika kendaraan melintas di bundaran Baron, laju kendaraan tertahan akibat banyaknya kendaraan yang melintas dari arah Jl. Bhayangkara.

“Pemkot Solo seharusnya menjadikan Jl. Bhayangkara searah untuk mengurangi keruwetan lalu lintas di bundaran Baron. Kalau masih seperti ini kondisinya pemasangan Traffic Light tidak akan mampu menyelesaikan masalah kemacetan di Baron,” kata dia.

Ia mengatakan menghancurkan bundaran Baron justru mengurangi salah satu ruang terbuka hijau (RTH) di tengah kota. Pemasangan traffic light, lanjut dia, dikhawatirkan akan menjadikan penumpukan kendaraan sampai di depan Stadion Sriwedari. Kalau itu terjadi akan mengganggu kendaraan yang berhenti di traffic light pertigaan Sriwedari.

“Jarak antara traffic light pertigaan Sriwedari sangat dekat dengan bundaran Baron. Pemasangan traffic light di Baron akan menimbulkan masalah baru,” kata dia.

Senada diungkapkan warga lainnya, Nurlaila Wardani. Menurut dia, pengaturan lalu lintas di bundaran Baron lebih baik menggunakan tenaga manusia. Selama ini Sukarelawan Pengatur Lalu Lintas (Supeltas) dalam mengatur lalu lintas cukup efektif dibandingkan memasang  traffic light.

“Kalau dipasang traffic light waktu tunggu terlalu lama sehingga menimbulkan penumpukan kendaraan. Kalau menggunakan tenaga manusia dalam mengatur lalu lintas, waktu tunggu kendaraan bisa lebih situasional,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya