SOLOPOS.COM - Seratusan warga menggelar Salat Hajat dan doa bersama di Jl. dr. Radjiman, Laweyan, Sabtu (4/6/2016). Aksi itu untuk memprotes kebijakan sistem satu arah (SSA) yang diterapkan di Jl. dr. Radjiman, Jl. Perintis Kemerdekaan dan Jl. Agus Salim. (Chrisna Canis Cara/JIBI/Solopos)

Lalu lintas Solo penerapan sistem satu arah di Laweyan mendapat penolakan sejumlah warga.

Solopos.com, SOLO – Pedagang Pasar Kabangan, Kelurahan Bumi, Laweyan berpartisipasi mengikuti aksi lanjutan menolak kebijakan sistem satu arah (SSA) di Jl. dr. Radjiman, Senin (20/6/2016) sore. Aksi penolakan SSA digelar di depan Pasar Kabangan.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Perwakilan pedagang Pasar Kabangan, Cicik, mengatakan setelah Pemkab Solo menerapkan SSA di Jl. dr. Radjiman pedagang ikut terkena dampak buruknya. Omzet pedagang mengalami penurunan 25%-50% dan tidak pernah ada solusi dari pemerintah daerah.

“Pedagang sudah berusaha keras melakukan promosi secara mandiri tetapi kebijakan SSA justru mematikan pedagang,” ujar Cicik kepada wartawan di pasar, Senin.

Ekspedisi Mudik 2024

Cicik mengatakan dipasangnya rambu larangan parkir kendaraan tepat di depan Pasar Kabangan menjadi salah satu pemicu sepinya pembeli. Selain itu, warga Laweyan yang biasanya mudah menyeberang jalan sekarang menjadi takut.

“Kami meminta pemkot memberikan solusi kepada pedagang agar kebijakan SSA tidak mematikan ekonomi rakyat kecil,” kata dia.

Ia mengaku sebagai bentuk keprihatinan pedagang terhadap korban banjir di Solo, memberikan bantuan berupa alat memasak dan sejumlah uang senilai Rp550.000 kepada pengungsi. Pemberian bantuan itu dilakukan secara swadaya sebanyak 60 pedagang di Pasar Kabangan.

“Kami sebagai pedagang kecil peduli dengan korban banjir Solo. Pedagang juga berharap Pemkot peduli dengan nasib warga Laweyan agar mencabut kebijakan SSA,” kata dia.

Sementara itu, Koordinator aksi penolakan kebijakan SSA, Muhammad Ali, mengatakan aksi penolakan kebijakan SSA merupakan aksi lanjutan yang sebelumnya sudah pernah digelar warga. Aksi kali ini dikemas dengan buka bersama, salat Magrib, dan doa bersama.

“Sudah beberapa kali warga menolak kebijakan SSA tetapi pemkot masih ngotot tidak mau mencabutnya. Kami akan terus menggelar aksi sampai pemkot mencabut kebijakan itu,” kata Ali.

Menurut Ali, pertimbangan aksi kali ini digelar di depan Pasar Kabangan atas permintaan pedagang. Pedagang ikut terkena terdampak buruk kebijakan SSA. Aksi digelar dimulai pukul 17.00 WIB-18.00 WIB, sesuai dengan aturan UU penyampaian pendapat dimuka umum.

“Kami tidak menutup kemungkinan akan mengelar aksi di tempat lain kalau ada warga yang mendukung penolakan kebijakan SSA di Jl. dr Radjiman,” kata dia.

Pantauan Solopos.com, aksi tersbut digelar dengan menutup sebagian jalan. Penutupan jalan membuat kendaraan yang melintas di jalan menjadi tersendat. Aksi yang digelar sore bersamaan dengan jam pulang kerja mengakibatkan kemacetan di mana-mana, salah satunya di Jl. Perintis Kemerdekaan dan Jl. KH Samanhudi macet total.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya