SOLOPOS.COM - Pengendara mobil dan sepeda motor melintasi jalan dengan sistem dua arah di Jl. Slamet Riyadi, Purwosari, Solo, Kamis (23/6/2016). Penerapan Sistem Satu Arah (SSA) Purwosari-Gendengan menurut rencana akan diundur Dishubkominfo Kota Solo setelah Lebaran 2016. (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Lalu lintas Solo, ada lima lokasi konflik atas pemberlakuan SSA Purwosari-Gendengan.

Solopos.com, SOLO–Penerapan kebijakan jalan searah dan contra flow (melawan arus) khusus angkutan umum di Slamet Riyadi ruas Purwosari—Gendengan mulai disosialisasikan kepada warga, Senin (5/9/2016). Pengguna jalan diimbau meningkatkan kewaspadaan ketika melintasi sejumlah titik konflik lalu lintas pascapemberlakuan kebijakan tersebut, Selasa (13/9/2016) mendatang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Seksi Rekayasa dan Manajemen Lalu Lintas Dishubkominfo Solo, Ari Wibowo, mengemukakan sosialisasi delapan hari menjelang penerapan sistem satu arah (SSA) dan contra flow khusus angkutan umum di jalan protokol tersebut bertujuan untuk meminimalkan kebingungan pengguna jalan.

“Kami mulai memasang 32 spanduk pengumuman dan 10 rambu pengarah lalu lintas di Baron, Jl. Dr. Moewardi, Jl. Dr. Wahidin, Jl. Wora-wari. Jl. Kalitan, perempatan  Lumbung Batik, Jl. Slamet Riyadi, dan sejumlah titik lain,” terang Ari, saat ditemui di ruang kerjanya, Senin siang.

Dia mengatakan kebijakan rekayasa lalu lintas tersebut merupakan upaya penataan lalu lintas lanjutan setelah penerapaan SSA dan contra flow khusus kendaraan umum di Jl. dr. Radjiman, Jl. Perintis Kemerdekaan, dan Jl. Agus Salim, Maret lalu.

“Kendaraan dari arah barat Laweyan atau Jl. Agus Salim yang biasa memotong lewat perempatan Lumbung Batik ke timur melalui Jl. Samanhudi, diharapkan bisa melalui Jl. Slamet Riyadi yang sudah satu arah. Pengguna jalan dari Jl. Agus Salim dari arah selatan bisa langung belok kanan ke barat menuju Jl. Slamet Riyadi, tidak perlu memutar bunderan Purwosari,” jelas Ari.

Lebih lanjut Ari menyampaikan setelah volume kendaraan dari Jl. Samanhudi berkurang, diharapkan titik konflik atau potensi kerawanan lalu lintas di persimpangan Tegalsari dan persimpangan Tugu Kebangkitan Nasional (Tugu Lilin) Yayasan Murni bisa teratasi.

“Kalau pengguna jalan sudah terbiasa melewati Jl. Slamet Riyadi, konflik di persimpangan Tugu Lilin Murni dan Tegalsari bisa diminimalkan,” kata dia.

Terkait penerapan SSA dan contra flow khusus angkutan umum Jl. Slamet Riyadi Purwosari-Gendengan, Ari mengatakan pengguna jalan diminta meningkatkan kewaspadaannya ketika melintasi bunderan Purwosari, perempatan Gendengan, pertigaan Kalitan, kawasan Kota Barat, serta perempatan Solo Centre Point.

Dikatakan Ari, lima titik konflik tersebut diproyeksi menghambat lalu lintas pengguna jalan pada pekan awal penerapan SSA dan contra flow khusus angkutan umum Jl. Slamet Riyadi Purwosari-Gendengan. “Wajar jika tahap awal penerapan kebijakan ini ada kebingungan dari pengguna jalan. Kami mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaannya di beberapa titik konflik,” ujar dia.

Selain menyasar pengguna jalan, menurut Ari, kebijakan SSA dan contra flow khusus angkutan umum Jl. Slamet Riyadi Purwosari-Gendengan juga sudah melewati tahap sosialisasi kepada pihak kelurahan dan kecamatan setempat. “Sosialisasi kepada pihak kelurahan dan kecamatan sudah. Tahap persiapan tinggal menunggu pemarkahan dan penerapan,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya