SOLOPOS.COM - Pengendara mobil dan sepeda motor melintasi jalan dengan sistem dua arah di Jl. Slamet Riyadi, Purwosari, Solo, Kamis (23/6/2016). Penerapan Sistem Satu Arah (SSA) Purwosari-Gendengan menurut rencana akan diundur Dishubkominfo Kota Solo setelah Lebaran 2016. (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Lalu lintas Solo, Jl. Slamet Riyadi ruas Gendengan-Purwosari dibuat dua arah selama pembangunan flyover Manahan.

Solopos.com, SOLO — Dinas Perhubungan (Dishub) Solo mewaspadai kemacetan di seputaran bundaran Purwosari selama proses pembangunan flyover (jembatan layang) Manahan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dishub berencana memberlakukan jalur dua arah di Jl. Slamet Riyadi ruas perempatan Gendengan-Stasiun Purwosari. Saat itu, jalur tersebut berlaku satu arah dengan contra flow untuk bus Batik Solo Trans (BST).

Kasi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Dishub Solo, Ari Wibowo, mengatakan arus lalu lintas di Jl. Slamet Riyadi ruas perempatan Gendengan-Stasiun Purwosari akan diubah lagi menjadi dua arah saat perlintasan sebidang Manahan ditutup untuk pembangunan jalan layang (flyover) Manahan.

Arus lalu lintas di Jl. Slamet Riyadi ruas tersebut sebelumnya pernah dua arah kemudian dijadikan sistem satu arah (SSA) pada September 2016. Hanya bus BST dan angkutan umum kota (angkuta) yang boleh melawan arus (contra flow) dari timur ke barat.

Dengan diberlakukan kembali sistem dua arah di Jl. Slamet Riyadi ruas Gendengan-Stasiun Purwosari, Ari menyebut Dishub perlu mewaspadai potensi kemacetan di bundaran Purwosari.

“Yang jadi permasalahan adalah di Purwosari. Lalu lintas bisa balik macet seperti dulu. Sekarang padahal sudah enak. Ya ini konsekuensi. Nanti ada beberapa skenario rekayasa lalu lintas yang bisa dipilih untuk mengantisipasi kemacetan di Purwosari,” kata Ari kepada Solopos.com di Kantor Dishub, Rabu (9/8/2017).

Ari menyebut salah satu rekayasa lalu lintas yang bisa diberlakukan untuk mencegah terjadinya kemacetan di Purwosari, yakni melarang pengendara dari arah barat putar balik di bundaran Purwosari. Pengendara yang ingin memutar balik harus lurus lebih dahulu ke arah timur untuk menemukan akses lain.

Dia menuturkan Dishub kini tengah mematangkan rekayasa lalu lintas tersebut hingga membuat media sosialisasi. “Nanti kendaraan ada yang enggak boleh berputar di bundaran Purwosari. Bisa kami terapkan rekayasa lalu lintas, misalnya kendaraan dari arah barat wajib lurus di bundaran biar enggak bersinggungan dengan kendaraan lain dari arah timur atau selatan. Kalau sampai bersinggungan bisa macet,” ujar Ari.

Arus lalu lintas dari arah timur diyakini bakal padat. Kendaraan-kendaraan dari Jl. Kalitan akan diarahkan masuk Jl. Slamet Riyadi saat pembangunan flyover.

Ari mengatakan Dishub bakal membagi Jl. Slamet Riyadi ruas perempatan Gendengan-Stasiun Purwosari menjadi dua lajur ke arah barat dan dua lajur ke arah timur. Meski telah memberlakukan sistem dua arah, Dishub berencana tidak memperbolehkan kendaraan dari Jl. Dr. Wahidin belok kiri menuju arah Stasiun Purwosari melewati Jl. Slamet Riyadi.

Dishub akan mengarahkan kendaraan dari arah Kelurahan Penumping tersebut lurus masuk Jl. dr. Moewardi atau belok kanan menuju arah Gladak. “Secara teknis kami pakai fisik untuk membagi lajur Jl. Slamer Riyadi. Kami akan gunakan water barrier dan barikade untuk memisahkan dua lajur ke barat dan dua lajur ke timur. Kami enggak mungkin ubah lagi markah jalan karena rekayasa lalu lintas direncanakan hanya berlaku tujuhbulan,” jelas Ari.

Kepala Dishub Solo, Hari Prihatno mengatakan Jl. Hasanuddin bakal dibuat sistem satu arah (SSA) dari timur ke barat atau dari Pasar Nongko sampai pertigaan Jl. Cipto Mangunkusumo saat penerapan rekayasa lalu pembangunan flyover Manahan.

Perubahan rekayasa lalu lintas tersebut untuk mengurangi pertemuan arus lalu lintas kendaraan di perlintasan sebidang Pasar Nongko. Selanjutnya, Dishub juga mengarahkan kendaraan dari Manahan yang akan menuju Kota Barat bisa memilih Jl. Samratulangi, Jl. A. Yani (Kerten), atau berputar lewat Pasar Nongko

Hari menyampaikan penerapan rekayasa lalu lintas bisa saja berubah-ubah karena disesuaikan dengan perkembangan pembangunan flyover Manahan. Dia menyebut Dishub bakal lebih dahulu melakukan simulasi sebelum benar-benar memberlakukan rekayasa lalu lintas saat pembangunan flyover Manahan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya