SOLOPOS.COM - Arus lalu lintas di Jl. M.T. Haryono, Semarang, setelah diberlakukan satu arah, Kamis (5/1/2017). (Imam Yuda Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

Lalu lintas kendaraan di jalan searah yang baru diterapkan di Kota Semarang membuat omzet pedagang anjlok.

Semarangpos.com, SEMARANG — Pemberlakuan jalan searah di beberapa ruas jalan di Kota Semarang yang dimulai sejak Januari 2017 dikeluhkan sejumlah pedagang di kawasan jalan tersebut. Omzet perdagangan mereka menurun semenjak lalu lintas kendaraan hanya bisa melintas satu arah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Sejak jalan sini dibuat searah, penghasilan saya turun. Ya, mau bagaimana lagi. Kalau dirata-rata, turunnya kisaran 50%,” kata Agung, pedagang nasi ayam di Jl. M.T. Haryono Semarang, Kamis (23/2/2017).

Ekspedisi Mudik 2024

Pemberlakuan jalur searah dilakukan dalam tiga tahap, pertama di Jl. Veteran, Jl. dr. Kariadi, Jl. Menteri Supeno, dan Jl. M.T. Haryono. Selanjutnya, pada tahap kedua, Jl. Gajahmada, Jl. M.H. Thamrin, dan Jl. Ahmad Dahlan dibikin hanya bisa dilalui lalu lintas kendaraan secara satu arah. Tahap ketiga yang merupakan tahap terakhir, pemberlakuan jalur searah disempurnakan di tiga jalan lainnya, yakni Jl. Pemuda melintasa Balai Kota Semarang, Jl. Imam Bonjol, dan Jl. Pierre Tendean.

Agung yang sudah tujuh tahun berjualan di Jl. M.T. Haryono menyebutkan omzet kotornya dalam sehari bisa sampai Rp1 juta sampai dengan Rp1,3 juta/hari. Akan tetapi, sejak jalan di depan tempat usahanya diberlakukan searah hanya Rp700.000 sampai dengan Rp800.000 sehari.

Kenyataan pahit serupa diungkapkan Iful Bahri, pedagang soto Lamongan yang mangkal di jalan yang sama. Ia juga mengeluhkan omzetnya berkurang karena sekarang mentok pada angka Rp600.000/hari, padahal semula bisa Rp900.000 sampai dengan Rp950.000/hari.

Dampak dari pemberlakuan jalur searah dengan usahanya, kata dia, dimungkinkan dari akses pembeli yang kesulitan menuju warungnya karena harus memutar jauh, dan kemungkinan belum banyak yang mengetahui kebijakan itu. Meski demikian, Iful yang sudah enam tahun berjualan di jalan itu berharap seiring dengan semakin terbiasanya masyarakat terhadap pemberlakuan jalur searah itu bisa membuat pendapatannya normal kembali seperti biasa.

“Ya, kami akui memang kemacetan lalu lintas di sini sudah berkurang. Tidak seperti dulu pas masih dua arah. Mudah-mudahan juga masyarakat makin terbiasa sehingga tak memengaruhi usaha kami,” harapnya.

Berbeda dengan Hartati, pedagang kaki lima yang berjualan di Jl. Gajahmada Semarang yang mengakui penerapan jalur searah tidak berdampak terhadap pendapatannya dari berjualan minuman. “Biasa saja. Dari sebelumnya dua arah sampai jadi searah ini, ya, tetap biasa. Tidak kurang, tidak naik,” kata perempuan yang sudah tiga tahun berjualan di tempat itu tanpa mau menyebut omzet yang diraupnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya