SOLOPOS.COM - Pantauan RTMC (JIBI/Harian Jogja/Gigih M. Hanafi)

Lalu lintas Jogja perlu ditata dan disesuaikan dengan kondisi daerah

Harianjogja.com, SLEMAN — Ide pembangunan bundaran untuk mengurai kemacetan di kawasan perkotaan DIY sulit dilakukan karena sempitnya jalan. Alternatif lain adalah pengalihan arus dengan membagi pada jalur dengan beban lalu lintas yang sudah 85%.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca Juga : LALU LINTAS JOGJA : Di Kota Mustahil Realisasikan Bundaran

Ekspedisi Mudik 2024

Dewan Peneliti Pusat Studi Transportasi Universitas Gadjah Mada (Pustral UGM) Arif Wismadi mengatakana ada alternatif untuk mengurangi kepadatan arus adalah dengan membagi beban lalu lintas pada ruas-ruas yang volume capacity ratio melebihi 85%. Dilakukan dengan menyalurkan pada ruas paralel, seperti jalan kolektor atau jalan perumahan yang masih memungkinian untuk dilewati sebagai jalur alternatif.

Ia mengakui, kemacetan ditimbulkan oleh volume lalu lintas yang melebihi kapasitas jaringan jalan akan semakin terasa pada saat lebaran. Berfungsinya jaringan jalan ditentukan oleh ruas dan simpul atau pertemuan antar ruas. Sedangkan simpul atau simpang memiliki kapasitas terbatas yang akan menimbulkan tundaan dan secara akumulatif menimbulkan kemacetan.

“Persoalan di simpang bisa diatasi dengan rekayasa lalu lintas, seperti pemasangan APILL,” ungkap pria yang juga akademisi UII ini, Kamis (15/6/2017)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya