SOLOPOS.COM - Sebanyak 32 Siswa SMPN 8 Jogja saat membawa poster di pinggir Jalan Jenderal Sudirman Jogja, Rabu (13/1/2016). (Joko Nugroho/JIBI/Harian Jogja)

Lalu lintas Jogja ditemukan banyak melanggar aturan

Harianjogja.com, JOGJA- Kurikulum 2013 mengharuskan guru berfikir kreatif untuk mentransfer ilmu bagi peserta didiknya. Seperti yang dilakukan Guru PPKN SMPN 8 Jogja, Sulastri yang mengajak siswa kelas VII SMPN 8 Jogja praktek langsung di lapangan dengan mencatat pelanggaran lalu lintas di Jalan Jenderal Sudirman.

Promosi Kanker Bukan (Selalu) Lonceng Kematian

“Spion hanya satu tambah satu lagi,” kata Nazla Amanda Kamila siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 8 Jogja di Pertigaan Jalan Jenderal Sudirman, Rabu (13/1/2016).

Teriakan Nazla dari pinggir pertigaan Jalan Jenderal Sudirman Jogja itu membuat sejumlah anak sibuk melakukan pencatatan. Ada empat teman Nazla yang mencatat beberapa pelanggaran yang terjadi di Jalan Jenderal Sudirman Jogja itu, salah satunya siswa kelas VII SMPN 8 Jogja, Salzabilla Fitri.

Salzabilla mengatakan baru 35 menit berdiri sudah ada banyak pelanggaran yang tercatat. Catatan ini berdasarkan pantauan 15 temannya. Teman-temannya membawa poster bertuliskan ajakan untuk tertib berlalu lintas.

“Selama 35 menit kami mencatat 534 sepeda motor yang hanya menggunakan satu spion, 23 malah tidak pasang spion. Delapan orang menyeberang tidak melalui zebracross dan 15 pengendara motor tidak mengenakan helm,” kata Salzabilla.

Salzabilla mengaku ada tindakan yang sangat membahayakan, yakni pengendara motor mengoperasikan HP. Menurutnya catatan mereka ada sekitar enam orang yang melintas di jalan itu dengan seenaknya mengoperasikan HP dengan motor masih melaju.

“Itu tindakan berbahaya. Sebab konsentrasi mereka jelas tidak di jalanan, tapi pada HP,” kata Salzabilla.

Siswa kelas VII SMPN 8 Jogja, Muchamad Sepriko mengaku senang bisa ikut dalam kegiatan ini. Dia mengaku sadar jika ternyata sangat berbahaya jika melanggar atau berkendara dengan seenaknya di jalan raya.

“Setelah berdiri sebentar sambil bawa poster ternyata saya melihat banyak sekali pelanggaran. Saya sendiri jadi introspeksi diri karena menganggap pelanggaran, seperti tidak pakai helm itu hal yang biasa saja,” kata Sepriko.

Sepriko mengaku melihat pula siswa SMP mengendari sepeda motor yang melintas di Jalan Jenderal Sudirman. Hal ini sangat berbahaya karena siswa tersebut jelas belum memiliki surat izin mengemudi (SIM).

“Itu kalau kecelakaan pasti merepotkan orang tuanya. Jelas belum punya SIM kok,” kata Sepriko.

Guru PPKN SMPN 8 Jogja, Sulastri mengatakan kegiatan ini adalah praktek pengenalan dunia hukum di jalan raya bagi siswa. Praktek ini menunjukkan betapa berbahayanya saat berada di jalan raya. Terlebih beberapa perilaku yang dianggap biasa, misalkan memasang satu spion saja.

“Ini cara kami mengenalkan pada anak-anak akan bahaya berkendaraan. Agar mereka juga sadar jika berada di jalan raya membutuhkan aturan keselamatan yang harus dipatuhi,” kata Sulastri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya