SOLOPOS.COM - Ilustrasi perempuan korban kekerasan seksual. (Freepik)

Solopos.com, SOLO-Saat menjadi korban kekerasan seksual seperti dialami mahasiswi NWR rasanya memang sulit untuk memikirkan apa yang harus dilakukan setelah mengalami peristiwa itu lantaran masih merasa syok dan trauma. Namun sebaiknya usahakan supaya tetap berpikir jernih.

Sebaliknya bila Anda hendak menolong korban kekerasan seksual, sebaiknya Anda juga mengetahui langkah apa sajakah yang harus dilakukan setelah mengalami peristiwa itu. Hal ini agar korban bisa menuntut pelaku dan mendapatkan keadilan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Meski sulit untuk mengetahui apa yang harus Anda lakukan setelah mengalami kekerasan seksual, apa yang harus Anda rasakan, atau apa saja pilihan tindakan Anda setelah tindakan kekerasan seksual, ketahuilah bahwa Anda tidak sendirian.  Dilansir dari BBC, Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) mencatat pada 2015 terdapat 321.752 kasus kekerasan terhadap perempuan — berarti sekitar 881 kasus setiap hari.

Yang pertama harus dilakukan setelah mengalami kekerasan seksual seperti dikutip dari hellosehat.com pada Selasa (7/12/2021):

Ekspedisi Mudik 2024

1. Pastikan keselamatan diri

Jika Anda adalah korban, maka lakukanlah pastikan keselamatan diri setelah mengalami kekerasan seksual. Secepatnya pergi ke tempat yang aman. Jika Anda merasa tidak aman, pertimbangkan untuk menghubungi seseorang yang Anda percaya untuk memberi bantuan. Begitu pula jika Anda menyaksikan korban kekerasan seksual. Bawa ia menjauh ke tempat yang aman, jangan tinggalkan ia sendirian, dan tawarkan untuk menghubungi seseorang yang bisa ia percaya.

Baca Juga: Orang Terinfeksi Varian Omicron Cenderung Tunjukkan Gejala Ringan

Setelah mengalami kekerasan seksual, Anda mungkin merasa takut, malu, bersalah, atau syok. Semua ini normal. Mungkin akan terasa menakutkan untuk mencoba terbuka dengan orang lain mengenai tindakan kekerasan tersebut, tapi penting untuk segera mendapatkan bantuan.

2. Hubungi polisi

Segera hubungi polisi (110) jika:

– Anda atau korban terluka serius
– Anda merasa atau melihat masih ada tanda-tanda bahaya dari pelaku. Melaporkan kejahatan tersebut akan membantu Anda mendapatkan kembali rasa kekuatan dan kendali diri
– Korban tidak sadarkan diri

3. Jangan mandi maupun membersihkan tubuh

Sekeras apapun keinginan Anda untuk membersihkan tubuh Anda setelah mengalami kekerasan seksual, jangan lakukan itu. Penting juga untuk tidak menyisir, menyikat tubuh, membilas, mencuci vagina atau douche, menyikat gigi, atau mandi dalam 24 jam ke depan setelah mengalami tindakan kejahatan.

Jangan ganti baju dan makan-minum, jika memungkinkan. Atau simpan baju, celana, dan pakaian dalam yang Anda gunakan saat Anda mengalami kekerasan seksual dalam bungkus kertas atau koran terpisah untuk masing-masing pakaian, jangan kantong plastik.  Semua ini penting dilakukan untuk menjaga residu cairan tubuh atau jejak DNA pelaku yang mungkin menempel, guna memudahkan polisi untuk memproses kasus Anda.

Baca Juga: Terkuak! 2 Jenis Vaksin Ini Paling Ampuh untuk Dosis Ketiga

Jangan pula membersihkan atau menyentuh apapun di tempat kejadian (jika tindakan kekerasan terjadi di tempat-tempat yang Anda familiar, seperti kamar tidur, rumah).

4. Jika memungkinkan, segera datangi UGD rumah sakit terdekat

Bahkan jika Anda tidak mengalami cedera fisik lain yang mengkhawatirkan, atau Anda tidak merasa yakin untuk melaporkan kasus ini ke polisi, Anda masih harus menjalani pemeriksaan medis dan mendiskusikan dengan tim dokter mengenai risiko kesehatan dari paparan penyakit kelamin dan kemungkinan kehamilan dari tindakan kekerasan seksual.

Anda dapat diberikan obat untuk mencegah penularan HIV dan penyakit kelamin menular lainnya, serta mendapatkan kontrasepsi darurat untuk mencegah kehamilan. Menjalani pemeriksaan medis juga merupakan cara bagi Anda untuk menyimpan bukti fisik dari tindakan tersebut.

Baca Juga: Novel dan Film 5 Cm Lukiskan Keindahan Gunung Semeru, Begini Kisahnya

Jika Anda merasa Anda telah dibius atau dipaksa untuk menenggak alkohol dan obat-obatan terlarang, bicarakan dengan petugas rumah sakit untuk menjalankan tes urin, obat, dan racun.

Dokter dan tenaga pelayanan kesehatan profesional akan menangangi segala kebutuhan medis Anda secara rahasia, dan mereka tidak akan menghubungi polisi tanpa seizin Anda. Namun, dokter akan tetap mencatat setiap hasil tes dan memasukkannya dalam catatan medis Anda.

5. Catat segala detail

Untuk kepentingan polisi memproses kasus Anda — atau bahkan untuk sekadar berjaga-jaga, jika Anda tidak yakin untuk melaporkannya — catat segala detail yang Anda ingat tentang situasi menjelang dan selama tindakan kekerasan tersebut, termasuk ciri fisik pelaku.

Baca Juga: 5 Tempat Wisata di Indonesia Ini Cocok untuk Bulan Madu

6. Bicarakan dengan orang lain

Hubungi keluarga, kerabat, atau teman dekat yang bisa Anda percaya untuk mendukung dan menemani Anda selama menjalani keseluruhan proses penanganan tindakan kekerasan seksual.

Anda juga bisa berbicara dengan seorang konselor yang terlatih untuk menangani korban kejahatan seksual. Konseling dapat membantu Anda belajar bagaimana mengatasi dampak emosional dan fisik setelah mengalami trauma. Anda dapat menemukan konselor dengan menghubungi pihak rumah sakit, lembaga bantuan hukum lokal, lembaga bantuan korban, atau pusat krisis terdekat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya