SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JAKARTA – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengatakan tengah mengarahkan BUMN untuk memfokuskan ekspansi ke luar negeri secara regional terlebih dahulu sebelum global.

Sekretaris Menteri BUMN Imam Apriyanto Putro mengatakan Menteri BUMN Dahlan Iskan memang mengharapkan BUMN meningkatkan daya saingnya secara global. Namun, menurut Imam, tahap pertama menuju harapan tersebut adalah go regional. “Sudah dicontohkan oleh Semen Indonesia yang mengakuisisi Thang Long Cement dari Vietnam dan sejumlah BUMN lain yang masuk ke pasar Myanmar,” kata Imam kepada Bisnis.com pada Senin (13/5/2013).

Promosi Oleh-oleh Keripik Tempe Rohani Malang Sukses Berkembang Berkat Pinjaman BRI

Berdasarkan catatan Bisnis.com, PT Semen Indonesia Tbk mengakuisisi sebagian besar saham Thang Long Cement pada akhir tahun lalu. BUMN Semen itu bahkan mengalokasikan dana internal hingga US$300 juta untuk ekspansi di Vietnam dan Myanmar. Selain Semen Indonesia, sejumlah BUMN lain juga ekspansi ke Myanmar. Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan sebanyak 15 BUMN, termasuk Semen Indonesia, sepanjang 2013 akan menyerbu negara yang baru memeluk demokrasi itu.

Imam menjelaskan tantangan terbesar yang dihadapi BUMN Indonesia adalah minimnya pengetahuan akan kondisi pasar yang dituju. “BUMN-BUMN harus memahami regulasi di negara tujuan agar tidak malah jadi bumerang,” jelas Imam.

Ketua Prasetiya Mulya Business School Djoko Wintoro mengatakan pemerintah punya peran penting dalam membantu BUMN-BUMN agar bisa tampil di panggung dunia. Pemerintah bisa memasok informasi tentang kondisi dan regulasi di pasar luar negeri kepada BUMN. “Pemerintah kan punya banyak instrumen untuk mengakses informasi tentang kondisi pasar di luar negeri. Kalau BUMN sendiri yang harus melakukan penjajakan, biayanya akan sangat besar,” kata Djoko pekan lalu.

Djoko mengapresiasi pembentukan Indonesia Incorporated oleh Kementerian BUMN untuk mewadahi dan memfasilitasi ekspansi BUMN di luar negeri. “Namun, dukungan pemerintah jangan sampai hanya sebatas fasilitas legal seperti itu saja,” kata Djoko. Menurut Djoko, dukungan dari pemerintah memang diperlukan karena BUMN Indonesia belum punya daya saing global. Hal ini tercermin dari absennya BUMN Indonesia dalam daftar perusahaan terbesar di dunia versi Fortune 500.

Djoko mengungkapkan tiga BUMN China masuk dalam daftar 10 besar Fortune 500. Sinopec, China National Petroleum, dan State Grid masing-masing menduduki posisi lima, enam, dan tujuh. Bahkan, Djoko menilai di dalam negeri saja BUMN yang bersaing tanpa monopoli hanya menang di sejumlah sektor, salah satunya perbankan. Namun, menurutnya, bukan berarti BUMN hanya harus fokus ekspansi dalam negeri.

Meskipun BUMN memang bertugas untuk membantu perekonomian dalam negeri, Djoko mengatakan ekspansi keluar negeri harus tetap dijalankan. “Perusahaan China tidak besar dulu baru ekspansi ke luar. Mereka menjadi besar setelah berkembang di luar,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya