SOLOPOS.COM - Mobil listrik wisata mengantar wisatawan berkeliling Kota Solo melintasi Lawang Gapit Lor, Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Minggu (2/1/2022). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Kecelakaan maut kereta kelinci yang terjadi di jalan Andong-Nogosari, Boyolali, pada Rabu (11/5/2022) tak berdampak pada operasional mobil bertenaga listrik untuk wisata di Kota Solo. Mobil listrik di Solo tidak dilarang penggunaannya di jalan raya meski secara konsep sama dengan kereta kelinci.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala UPT Transportasi Dinas Perhubungan (Dishub) Solo, Agus Purnomo. “Kalau masalah kecelakaan kemarin di Ngandong tidak [berdampak],” jelas dia saat diwawancara Solopos.com, Jumat (13/5/2022) malam.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Diakui Agus, kereta kelinci dan mobil wisata bertenaga listrik sama secara konsep. Yakni sama-sama kendaraan wisata dan memiliki model terbuka, menggunakan atap tapi tanpa penutup di semua sisinya.

Kendati demikian, menurut Agus, mobil listrik wisata secara mesin berbeda dengan kereta kelinci. Kendaraan wisata bertenaga listrik secara fisik mengadopsi dari kendaraan golf. Kendaraan tersebut tidak menggunakan mesin bakar.  Namun, menggunakan motor listrik sehingga tidak bisa masuk dalam kategori kendaraan bermesin atau mobil.

Baca Juga: Kereta Kelinci Dilarang di Jalan Raya, Ini Hukumannya yang Melanggar

“Kita kan mengadopsi kendaraan golf. Itu kan enggak mesin tapi dinamo [motor listrik] jadi mesinnya lain itu dibilang mobil juga enggak bisa. Karena itu konsepnya pakai dinamo jadi enggak bisa dikategorikan mobil,” jelas Agus.

Sementara kereta kelinci biasanya menggenakan mesin mobil yang harus melalui uji kelayakan, bersurat tanda nomor kendaraan (STNK), buku pemilik kendaraan bermotor (BPKB).

Desain kereta kelinci rata-rata merupakan hasil modifikasi dari kendaraan bermesin. Kendaraan dimodifikasi untuk memenuhi unsur estetika kendaraan.

Selain itu, ada penambahan kursi penumpang, yang mana satu sepur kelinci gandeng bisa menampung hingga 20 hingga 40 penumpang. Selain itu serigkali beroperasi di jalan raya.

Baca Juga: Tetap Eksis Meski Dilarang, Benarkah Bisnis Kereta Kelinci Menjanjikan?

Padahal, dalam Pasal 49  Undang-undang No 22/2009 tentang Pengujian Kendaraan Bermotor, semua kendaraan Bermotor, kereta gandengan, dan kereta tempelan yang diimpor, dibuat dan/atau dirakit di dalam negeri yang akan dioperasikan di jalan, wajib melakukan pengujian. Adapun pengujian meliputi uji tipe dan uji berkala oleh unit pelaksana uji tipe pemerintah.

“Begini, kereta kelinci di mana pun ilegal. Dia enggak ada uji dalam arti enggak ada nomor rangka, kendaraan, STNK berarti dia enggak lolos uji. Rata-rata desain [modifikasi] ya, malah kadang pakai mesin diesel. Mengubah tipe itu kan harus izin enggak boleh sembarangan,” jelasnya.

Standar Keamanan

Agus menegaskan keamanan kendaraan wisata berbasis listrik di antaranya pengoperasian dengan kecepatan maksimal 30 km per jam. Kedua, adanya sabuk pengaman penumpang. Sementara untuk kanan kiri penumpang. ada tali rantai penutup.

Selain itu rute kendaraan wisata berbasis listrik sudah ditentukan berdasarkan hasil suvei Pemkot. Beberapa indikator survei di antaranya soal permukaan jalan, turunan dan tanjakan tajam, tikungan tajam

Baca Juga: Bukan Mobil Listrik, Ini Sebutan Dishub untuk Kendaraan Wisata di Solo

“Kalau berdasar standar operasional kita saya jamin aman. Tapi kita pun anak-anak harus ada pendamping. Kita kan jadwalnya cuma di kota-kota itu tidak bisa melintas di luar jalur [yang tertera] di SK. Jadi kita tidak akan melenceng ke rute lain. Rute sudah kita survei untuk kenyamanan dan risiko kecil sekali. Tidak ada tikungan tajam tidak ada turunan, kita besok evaluasi. Insya Allah aman,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya