SOLOPOS.COM - Ilustrasi wabah virus corona. (Freepik)

Solopos.com, SOLO -- Laju pertambahan kasus positif Covid-19 di Kota Solo menunjukkan percepatan pada 10 hari terakhir. Setelah sempat tak ada penambahan jumlah kasus positif selama kurang lebih dua pekan, dalam 10 terakhir jumlah pasien positif Covid-19 bertambah 10 orang.

Data kumulatif hingga Selasa (28/4/2029), pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Solo sudah 18 orang. Jumlah itu berselang sekitar 45 hari sejak status Kejadian Luar Biasa (KLB) corona pertama ditetapkan Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, Jumat (13/3/2020).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Status KLB ditetapkan setelah ada satu pasien positif corona yang meninggal dunia. Setelah itu, muncul pasien kedua dinyatakan positif pada Sabtu (14/3/2020).

Bidan Puskesmas di Sragen Positif Corona, 70 Warga Diusulkan Rapid Test

Selang tiga hari atau pada Selasa (17/3/2020), Pemerintah Kota (Pemkot) Solo mencatat pasien positif ketiga. Laju pertambahan kasus positif  Covid-19 Solo sempat melambat.

Selama hampir dua pekan, tak ada penambahan kasus baru.  Hingga pada Jumat (3/4/2020) muncul satu pasien positif baru sehingga totalnya menjadi empat orang.

Semakin Cepat

Selanjutnya kasus bertambah satu orang pada Selasa (7/4/2020). Sembilan hari kemudian, Kamis (16/4/2020), ada penambahan tiga orang pasien positif sehingga jumlahnya menjadi delapan orang.

Ibu Rumah Tangga Positif Corona Asal Kebakkramat Karanganyar Meninggal

Sejak itu, laju pertambahan kasus positif Covid-19 di Kota Solo semakin cepat. Rentang penambahan kasus menjadi lebih pendek. Dalam 10 hari ada 10 kasus positif baru.

Perinciannya, pada Sabtu (18/4/2020) dan Senin (20/4/2020), jumlah pasien positif bertambah masing-masing satu orang. Keesokan harinya pada Selasa (21/4/2020), kasus positif bertambah lagi dua orang sehingga totalnya menjadi 12 orang.

Selanjutnya pada Rabu (22/4/2020) bertambah satu orang dan Kamis (23/4/2020) bertambah dua orang. Pada Jumat (24/4/2020) angka pasien terkonfirmasi positif naik jadi 16 orang alias bertambah satu orang.

Sudah Zona Merah, Ganjar Minta Solo & Wonosobo Tiru Semarang

Dua pasien positif terakhir muncul pada Sabtu (25/4/2020) dan Senin (27/4/2020) sehingga totalnya menjadi 18 orang. Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Solo, Ahyani, mengatakan laju pertambahan kasus positif itu terjadi tidak simultan atau serentak.

“Dari penetapan status Kejadian Luar Biasa [KLB] sampai diperpanjang dua kali memang tidak signifikan kenaikannya. Tapi sejak sepekan terakhir, hampir setiap hari ada penambahan,” kata dia kepada wartawan di Balai Kota Solo, Senin (27/4/2020).

Ia menyebut penambahan yang terus terjadi setiap hari salah satunya dipengaruhi cepatnya hasil uji swab secara polymerase chain reaction (PCR). Tes di Laboratorium RS Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo hasilnya bisa diketahui dalam satu hingga dua hari setelah sampel dikirim.

Janda Tua Sebatang Kara di Kampung Sidomulyo Sragen Ngaku Tak Pernah Dibantu Pemerintah

Ahyani meyakini dalam beberapa hari ke depan laju pertambahan kasus positif Covid-19 Solo akan tetap cepat dan kurva akan terus naik hingga mencapai puncaknya. Setelah itu kurva akan melandai.

Pengetatan Protokol Covid-19

“Agar kurva landai solusinya lebih waspada, pengetatan protokol Covid-19. Tapi, ini butuh kerja keras bareng masyarakat, hla saat ini saja jalan kembali ramai, mereka masih keluyuran. Susah,” tandas Ahyani.

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, menyebut kemungkinan transmisi lokal sudah terjadi pada tiga kasus. Pertama ibu rumah tangga di Gilingan (pasien ke-16). Kedua ibu rumah tangga di Mangkubumen (pasien ke-17). Keduanya di Kecamatan Banjarsari.

5 Hari Positif Covid-19 Karanganyar Naik 150%, Tenaga Medis Disorot

Ketiga, pasien ke-15 asal Joyosuran, Kecamatan Pasar Kliwon. Ibu rumah tangga di Gilingan maupun Mangkubumen sama-sama tidak pernah ke luar kota. Sedangkan warga Joyosuran tertular saat menunggui anaknya di rumah sakit.

Untuk menahan laju pertambahan kasus positif Covid-19, DKK saat ini fokus mendata siapa saja yang bertemu dengan para pasien teersebut. Itu bukan pekerjaan mudah terutama untuk kasus di Mangkubumen.

Pasien asal Mangkubumen sampingannya bekerja sebagai buruh cuci dari rumah ke rumah. Dia adalah penyandang disabilitas bisu dan tuli, sehingga sulit dimintai keterangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya