SOLOPOS.COM - Logo Pagar Nusa. (pagarnusa.online)

Solopos.com, MADIUN — Di Indonesia terdapat 16 perguruan pencak silat yang tergabung menjadi anggota Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Salah satu perguruan silat yang menjadi anggota adalah Ikatan Pencak Silat Nahdlatul Ulama (IPS-NU) Pagar Nusa.

Perguruan silat Pagar Nusa ini menjadi salah satu perguruan silat yang ada di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU). Dikutip dari nu.or.id, Jumat (12/8/2022), Pagar Nusa dibentuk pada 3 Januari 1986 di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur. Secara resmi, NU mengesahkan pendirian dan kepengurusan Pagar Nusa melalui Surat Keputusan pada 9 Dzulhijjah 1406/16 Juli 1986.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pagar Nusa didirikan atas dasar keprihatinan para kiai NU terhadap surutnya ilmu bela diri pencak silat di pesantren. Dalam sejarahnya, pondok pesantren menjadi padepokan pencak silat dan pusat kegiatan ilmu bela diri.

Atas kegelisahan itu, K. H. Suharbillah, seorang pendekar dari Surabaya, kemudian menceritakan permasalahan itu kepada K. H. Mustofa Bisri di Rembang. Selanjutnya kedua kiai itu bertemu K. H. Agus Maksum Jauhari atau Gus Maksum yang dikenal sebagai tokoh ilmu bela diri.

Baca Juga: Tahun Ini Berusia 1 Abad, Begini Sejarah Pendirian PSHT

Setelag pertemuan itu kemudian diputuskan pada 27 September 1985, para kiai itu berkumpul di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang. Pertemuan itu membahas untuk membentuk wadah pencak silat di bawah naungan NU. Dari pertemuan itu terbentuklan Tim Persiapan Pendirian Perguruan Pencak Silat Milik NU yang disahkan pada 10 Desember 1985.

Selanjutanya pada 3 Januari 1986, diadakan musyawarah di Ponpes Lirboyo, Kediri. Di pertemuan ini disepakati adanya susunan pengurus harian Jawa Timur yang merupakan embrio pengurus pusat. Gus Maksum dipilih sebagai ketua umumnya. Sedangkan nama organisasi yang disepakati dalam musyawarah itu adalah Ikatan Pencak Silat Nahdlatul Ulama atau IPS-NU. Nama Pagar Nusa itu diusulkan Ketua PWNU Jawa Timur saat itu, K. H. Anas Thohir.

Setelah itu, pengurus pun membentuk susunan pengurus tingkat nasional, PBNU di Jakarta membuat surat pengantar mengenai kesediaan ditunjuk menjadi pengurus. Surat itu ditandatangani Ketua Umum PBNU K. H. Abdurrahman Wahid dan Rais Aan K. H. Achmad Siddiq.

Baca Juga: Terlibat Pengeroyokan di Sidoarjo, Belasan Pesilat Ditangkap Polisi

Dalam catatab, Pagar Nusa menggelar Musayawarah Nasional I di Pondok Pesantren Zainul Hasan, Genggong, Kraksaan, Probolinggo.

Pada tahun 1994, Lembaga Pencak Silat NU Pagar Nusa berubah status dari lembaga menjadi badan otonom. Perubahan itu terjadi pada sesuai hasil Muktamar NU di Cipasung, Tasikmalaya.

Namun, status kelembagaan itu kembali berubah menjadi lembaga dari badan otonom pada 1999 saat Muktamar NU di Lirboyo. Untuk Munas II Pagar Nusa digelar di Padepokan IPSI Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, pada 22 Januari 2001. Dalam Munas kedua ini, diikuti perwakilan dari Jawa Timur, Jawa Tengah, JAwa Barat, Lampung, Riau, Bali, Kalimantan, dan Sulawesi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya