SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

Lahar dingin Merapi atau lahar hujan menjadi ancaman baru di awal musim hujan.

Solopos.com, SLEMAN — Sleman bagian utara diperkirakan mengalami hujan lebat dalam sepekan ke depan. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jogja memperkirakan hujan lebat akan disertai petir dan angin kencang. Banjir lahar dingin atau lahar hujan pun sewaktu-waktu mengancam.

Promosi BRI Sukses Jual SBN SR020 hingga Tembus Rp1,5 Triliun

Koordinator Operasional Stasiun Klimatologi BMKG Jogja, Joko Budiono, menyampaikan posisi tanah Sleman utara lebih tinggi dibanding kabupaten lain di DIY karena berada di kawasan Gunung Merapi. Dataran tinggi berpotensi tinggi menjadi tempat pembentukan awan hujan. Prediksinya, curah hujan berkisar 10-20 milimeter per jam. “Jika lebih dari 20 milimeter per jam bisa dikatakan ekstrem,” jelas Joko.

Hujan lebat juga disertai angin kencang dan petir yang dibawa awan Cumulonimbus atau CB. Salah satu bencana yang mengancam adalah banjir lahar dingin. Pasalnya, material letusan Gunung Merapi 2010 masih menumpuk di beberapa titik, termasuk di Kali Gendol, tepatnya di Dusun Kaliadem, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan.

Kades Kepuharjo, Heri Suprapto, sudah mengerahkan warganya untuk mewaspadai hujan lebat. Terutama bagi penambang pasir manual yang beroperasi di kawasan Kali Gendol. Ia meminta agar mereka mengevakuasi diri saat hujan turun. “Kalau turun hujan segeralah naik jangan nunggu lama-lama,” kata Heri.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman memperkirakan material Merapi saat ini masih tersisa 40 juta meter kubik sehingga potensi lahar dingin masih cukup mengancam. “Kita siagakan 13 EWS [early warning system] untuk memantau. Selain itu juga ada dua kamera CCTV di perbatasan Turgo-Kemiri dan Kali Tengah,” kata Kabid Kesiapsiagaan Bencana BPBD Sleman, Heru Saptono.

Sebanyak 13 EWS dipasang di Kali Boyong tepatnya di Dusun Turgo, Kemiri, dan Pulowatu. Sedangkan di Kali Gendol, EWS terdapat di Dusun Tangkisan, Kali Tengah Lor, Srunen, Bronggang, dan Jambon. Sementara untuk Kali Opak, EWS dipasang di Dusun Kuwang, Argomulyo.

Ia mengatakan, hujan lebat yang berpotensi mengakibatkan banjir lahar dingin adalah dengan curah hujan di atas 30 mm per jam. Adapun titik rawan banjir lahar dingin adalah di Desa Purwobinangun, Pakem; Argomulyo, Cangkringan; dan Sindumartani, Ngemplak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya