SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

BANTUL—Kementerian Pertanian menggelontorkan bantuan ratusan juta rupiah kepada petani di Bantul yang mengalami gagal panen akibat serangan hama wereng dan kekeringan sepanjang tahun ini.

Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertanhut) Bantul, Edy suhariyanta, Selasa (16/8) menyatakan, bantuan hanya diberikan kepada 56 hektare lahan yang puso karena wereng dan 95 hektare akibat kekeringan. Per hektare diberikan bantuan senilai Rp3,7 juta. Itu pun khusus lahan yang mengalami gagal panen total.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Ada kabar baik untuk petani padi yang mengalami puso karena wereng dan kekeringan, karena dibantu Rp3,7 juta per hektare, khusus karena wereng total bantuannya Rp214 juta, untuk kekeringan belum dihitung totalnya,” terang Edy.

Ekspedisi Mudik 2024

Lembaganya belum lama ini menyampaikan laporan kegagalan panen yang melanda petani Bantul kepada Kementerian Pertanian. Atas dasar itulah, kementerian menyetujui penggelontoran bantuan.

Bantuan bakal disalurkan lewat rekening kelompok. Saat ini menurutnya sudah ada lima rekening kelompok perwakilan petani yang mengalami gagal panen karena wereng. Sedangkan untuk kegagalan panen akibat kekeringan masih dalam proses. Minggu ini, Dispertanhut tengah menyiapkan berkas penerima bantuan berdasarkan fakta di lapangan. Kelompok penerima bantuan pun menurutnya sudah membuka rekening. Yakni dua rekening untuk kelompok  tani di Sedayu, dua lainnya di Piyungan serta satu rekening untuk kelompok tani di Pandak.

“Kami tengah persiapkan berkas untuk puso karena wereng sudah ada lima rekening perwakilan kelompok. Bantuan itu dimaksudkan untuk modal bertani bukan untuk konsumsi,” katanya.

Adapun lokasi kekeringan diketahui berada di Sedayu, Piyungan dan Wukirsari (Imogiri). Ke tiga daerah tersebut sedianya memiliki saluran irigasi namun tak cukup mengairi lahan karena debit air mengecil. Kecilnya debit air selain akibat pendangkalan sungai karena timbunan sedimentasi gunung Merapi juga ditengarai akibat perebutan air antara daerah hulu dan hilir.(Harian Jogja/Bhekti Suryani)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya