SOLOPOS.COM - Patok terkait proyek pembangunan tol Solo-Jogja terpasang di Dukuh Ngentak, Desa Kranggan, Polanharjo, Klaten, Rabu (5/8/2020). (Solopos-Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN -- Warga Klaten terdampak jalan tol Solo-Jogja masih diperbolehkan menanami areal pertanian yang terdampak pembangunan jalan tol Solo-Jogja.

Penancapan patok di lahan yang diproyeksikan terdampak jalan tol itu hanya berfungsi mengukur sudut dan jarak dalam pemetaan/pembangunan konstruksi jalan. Pemanfaatkan lahan harus dihentikan saat waktu pembangunan jalan tol itu sudah dekat.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Berdasarkan pantauan Solopos.com, tim teknis pengukuran jalan tol Solo-Jogja telah terjun ke beberapa desa terdampak jalan tol di Kabupaten Bersinar sejak satu pekan terakhir. Di antara lahan yang diukur berada di Desa Kranggan, Kecamatan Polanharjo, Klaten.

Super Ketat! Peserta SKB CPNS Sukoharjo Diminta Karantina 14 Hari Sebelum Ujian

Di lokasi tersebut, lahan pertanian dan permukiman warga yang akan terdampak jalan tol Solo-Jogja diukur tim teknis. Pascapengukuran, petugas menancapkan patok yang terbuat dari bambu.

"Di sini, saya tergabung dalam tim kedua. Tim pertama sudah mengukur lahan di waktu sebelumnya. Dalam mengukur lahan [yang diproyeksikan terdampak jalan tol], kami menggunakan alat khusus [alat mengukur jarak, sudut, kemiringan tanah]. Begitu selesai semua, data hasil pengukuran dijadikan dasar di tahap berikutnya [pembangunan jalan tol]," kata salah satu petugas pengukuran lahan jalan tol Solo-Jogja, Eri, saat ditemui wartawan di Polanharho, Klaten, Kamis (6/8/2020).

Brak hingga Sedil, Ini Arti Kosa Kata Nyeleneh yang Cuma Dipahami Warga Sragen

Pengukuhan Lahan Tol Butuh 2-3 Bulan

Eri mengatakan pengukuran lahan bakal jalan tol, termasuk lahan pertanian, membutuhkan waktu 2-3 bulan. Meski sudah dipasangi patok, warga yang memiliki lahan pertanian masih diperbolehkan menanami tanaman pertanian di sawahnya.

Begitu juga, warga yang rumahnya terdampak jalan tol juga diperbolehkan beraktivitas di rumahnya masing-masing. Jika sudah mendekati waktu pembangunan, warga baru dilarang beraktivitas di lahan yang telah dipasangi patok.

"Lahan yang sudah dipasangi patok itu otomatis sudah kami data. Ketika patok itu dipindah atau ambruk, kami sudah memiliki datanya. Jika bisa, patok itu jangan dipindah," ujar dia.

Sekeluarga di Kota Madiun Positif Covid-19 Ternyata Keluarga Guru SMP

Di Kranggan, Polanharjo, Klaten sini juga ada lahan milik warga yang tetap ditanami pertanian meski sedang berlangsung pengukuran jalan tol Solo-Jogja. “Termasuk di lahan yang dikelola Pak Agung Bakar [ditanami sayuran],” kata Kepala Desa (Kades) Kranggan, Kecamatan Polanharjo, Gunawan Budi Utomo.

Tanaman yang ditanam ini di lahan milik Agung tersebut akan memasuki masa panen di 60 hari ke depan. Artinya masih bisa dipanen sebelum pembangunan dimulai. “Aktivitas penanaman ini juga tak mengganggu pengukuran lahan di jalan tol itu sendiri" imbuh dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya