Selasa, 23 Juli 2013 - 09:00 WIB

Lahan Makin Sempit, Sultan Sarankan Petani Menjadi Nelayan

Redaksi Solopos.com  /  Maya Herawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/Paulus Tandi Bone)

Foto Ilustrasi
JIBI/Bisnis Indonesia/Paulus Tandi Bone

Harianjogja.com, BANTUL-Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X mendorong petani untuk beralih mata pencaharian menjadi nelayan, mengingat kepemilikan lahan pertanian di daerah ini semakin sempit.

Advertisement

“Bagaimana caranya kita mengubah paradigma dari sektor pertanian ke sektor nelayan, mengingat pantai selatan mempunyai potensi besar yang belum dimanfaatkan maksimal,” katanya di Bantul, Senin (22/7/2013).

Menurut Sultan di sela menghadiri Safari Ramadan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di kawasan budi daya air tawar Kabupaten Bantul, hal tersebut penting, karena kepemilikan lahan petani di Jogja yang sempit, rata-rata hanya 300 meter persegi.

Advertisement

Menurut Sultan di sela menghadiri Safari Ramadan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di kawasan budi daya air tawar Kabupaten Bantul, hal tersebut penting, karena kepemilikan lahan petani di Jogja yang sempit, rata-rata hanya 300 meter persegi.

Apalagi, kata Sultan, setiap tahun tidak kurang dari 50 sampai 80 hektare tanah di Provinsi DIY dan sekitarnya berubah fungsi menjadi perumahan maupun sektor nonpertanian lainnya, sehingga menjadi sempit.

“Bagi kami, ini menjadi peluang untuk perubahan, karena laut selatan mempunyai potensi yang lebih bisa mensejahterakan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, kami bertekad bagaimana mengubah paradigma ini,” katanya.

Advertisement

“Harapan kami semoga periode yang akan datang potensi yang di pantai selatan ini bisa lebih dioptimalkan, dan bisa menumbuhkan kemauan bagi petani untuk terjun ke sektor perikanan maupun nelayan,” katanya.

Meski demikain, Sultan mengakui untuk mengubah paradigma tersebut tidak mudah bagi masyarakat DIY, terutama di kalangan petani untuk menjadi nelayan.

Oleh karena itu, menurut dia, harus ada kemauan berusaha, karena peluang di sektor perikanan lebih besar dari pertanian.

Advertisement

“Tanpa kemauan masyarakat, tentunya pertumbuhan relatif kecil, sehingga perlu direncanakan jauh-jauh. Tidak ada pilihan lain kecuali memanfaatkan pantai selatan sebagai ‘pintu depan’ untuk mencapai kesejahteraan masyarakat,” katanya.

Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo pada kesempatan tersebut mengatakan banyak potensi yang bisa dikembangkan dari hasil alam lautan, termasuk yang ada di pantai selatan.

“Bukan hanya perikanan, tetapi juga terumbu karang, rumput laut hingga makanan olahan. Kami juga mendukung keinginan Gubernur DIY untuk menjadikan laut selatan sebagai ‘gerbang’ masa depan Yogyakarta [DIY],” katanya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif