SOLOPOS.COM - Sekretaris panitia perluasan lahan makam Desa Nambangan, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, Amin Rosidi (kiri) dan tokoh masyarakat setempat, Sabariman, melihat kondisi makam yang sudah penuh, Jumat (23/10/2015). (Trianto Hery Suryono/JIBI/Solopos)

Lahan makam Wonogiri tepatnya di Nambangan akan diperluas.

Solopos.com, WONOGIRI – Panitia perluasan lahan makam Desa Nambangan, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri sibuk mencari dana tambahan. Pasalnya, warga sekitar permakaman minta agar lokasi makam diberi pagar jika ingin diperluas.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Saat ini, panitia memprioritaskan pembelian lahan makam dan pengurukan. Penegasan itu disampaikan tokoh masyarakat Desa Nambangan, Sabariman, ditemui di sela-sela melihat kondisi makam desa setempat, Jumat (23/10/2015).

Sabariman menjelaskan warga sekitar atau tetangga lahan makam menyetujui perluasan makam dengan syarat yakni pendirian pagar.

“Persoalan yang muncul dan perlu diatasi adalah pemerataan atau pengurukan lahan baru untuk perluasan makam dan pemagaran karena tetangga dekat makam meminta lokasi makam diberi pagar,” kata dia.

Sabariman yang dijadikan pelindung dalam kepanitiaan perluasan makam menjelaskan, pemberian pagar keliling dimaksudkan agar kondisi nisan tak terlihat dari luar.

Menurutnya, panitia telah menghimpun dana senilai Rp240 juta.

“Dana itu digunakan untuk membeli lahan guna perluasan makam seluas 2.000 m2. Dana senilai Rp240 juta disokong dari dua dermawan yang menyumbang dana senilai Rp103 juta. Akibatnya, dana pembuatan pagar dan pengurukan belum tersedia. Panitia membuka tangan menerima sumbangan dari keluarga yang dikebumikan di makam Nambangan,” jelasnya.

Sekretaris panitia, Amin Rosidi menyatakan, salah satu nisan di makam Nambangan berasal dari Keraton Mangkunegaran, Solo, yakni Ki Panambang.

“Makam Ki Panambang berada di tengah-tengah nisan yang lain. Namun, kondisi makam sudah penuh. Makam Nambangan di Dusun Nambangan RT 001/RW 001, sudah ada sejak ratusan tahun. Jika ada penambahan pemakaman selalu menggusur makam lama. Kondisi itu membuat kerabat pemilik makam tidak terima,” kata dia.

Amin menjelaskan, ide perluasan lahan makam dipelopori oleh dua kelompok remaja Desa Nambangan, yakni Karang Taruna Dusun Nambangan, Adhi Panambang dan Karang Taruna Dusun Ngepos, Ireng.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya