SOLOPOS.COM - Bekas lokasi penambangan di Desa Karangkendal, Musuk, ini mangkrak tidak bisa dimanfaatkan untuk areal pertanian. Foto diambil belum lama ini. (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)

Lahan eks tambang ilegal di lereng Merapi, tepatnya di Jrakah, Selo, Boyolali, direklamasi warga.

Solopos.com, BOYOLALI — Dua lokasi bekas penambangan liar di wilayah Desa Jrakah, Kecamatan Selo, Boyolali, direklamasi secara swadaya oleh masyarakat setempat, Minggu (4/12/2016).

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Dua lokasi bekas penambangan itu ada di Dukuh Jrakah dan Dukuh Kajor. Penambangan liar di dua lokasi tersebut sudah berhenti sejak disidak Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, Maret lalu.

“Selama ini lahan itu mangkrak jadi lahan yang tidak produktif. Akhirnya warga bersama tim siaga desa [TSD] Jrakah dengan difasilitasi tim dari UNS mereklamasi lahan dengan menanam pohon, Minggu ini,” kata Kades Jrakah, Slamet, saat berbincang dengan Solopos.com, Sabtu (3/12/2016).

Luas lahan yang direklamasi di dua dukuh tersebut mencapai 3,5 hektare. Lahan akan ditanami beragam jenis tanaman seperti pohon sengon, suren, bekisar, dan jabon.

Bibit tanaman berasal dari swadaya masyarakat yang disemai sendiri oleh TSD Jrakah. “Ada bantuan bibit tanaman dari UNS sebanyak 6.000-an batang pohon ada juga swadaya pemilik lahan dan hasil penyemaian bibit pohon oleh TSD Jrakah, kira-kira 3.000 batang pohon,” papar dia.

Pengelola lokasi tambang yang sebelumnya mengeruk kekayaan alam di lereng Merapi dipastikan tidak ikut terlibat dalam penanaman pohon Minggu ini. Mereka sudah pergi sejak lokasi tambang di Kajor dan Jrakah kerap didatangi petugas bahkan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. “Untungnya ada dana reklamasi yang sempat ditahan warga dan ini mau dimanfaatkan.”

Dengan program reklamasi itu warga berharap lahan bekas penambangan pasir dan batu bisa dimanfaatkan lagi untuk pertanian. Slamet memprediksi, setelah direklamasi butuh waktu 3-4 tahun agar lahan tersebut bisa dimanfaatkan dan menjadi lahan produktif.

Seperti diketahui, penambangan liar telah menimbulkan kerusakan lahan yang cukup serius terutama di wilayah lereng Gunung Merapi. Warga juga dirugikan dengan kerusakan infrastruktur jalan. “Jalan depan pertigaan Kajor yang sebelumnya rusak berat karena jadi akses keluar masuk truk pasir, baru saja kami rabat beton. Sekarang jalan masuk menuju Desa Klakah itu sudah nyaman dilalui kendaraan.”

Sebelumnya, lokasi penambangan liar di wilayah Jrakah cukup banyak selain di Jrakah dan Kajor, penambangan liar juga ada di Kali Sepi.

“Saat ini sebenarnya masih ada orang yang mau menambang di Dukuh Sepi. Tapi berdasarkan pengalaman sebelumnya, kalau tidak ada izin produksi dari provinsi kami juga tidak akan mengizinkan,” ujar dia. ()

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya