SOLOPOS.COM - Didi Kempot (JIBI/Solopos/Burhan Aris Nugraha)

Solopos.com, SOLO — Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Tengah memasukkan lagu-lagu karya Cak Diqin dan Didi Kempot di antara 43 lagu yang dianggap nakal sehingga dilarang diputar atau dibatasi pemutarannya di stasiun-stasiun radio setempat. Menanggapi sorotan KPID Jateng itu, sehari setelah daftar panjang KPID Jateng itu dirilis, Selasa (30/9/2014), , Cak Diqin dan Didi Kempot menegaskan sikap tak gentar berkarya.

Lagu-lagu karya dua seniman campursari Kota Bengawan itu dibatasi penyiarannya karena dianggap bermuatan pornografi. Lagu Penak Mlumah dan P****l Kecakot yang dipopulerkan Cak Diqin dan Wiwid, dibatasi penyiarannya karena berkonotasi cabul. Putusan yang sama juga diterapkan pada lagu Buka Bungkus, Cucak Rowo, dan Sarinthol yang dipopulerkan penyanyi Didi Kempot.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Lewat payung hukum Pasal 36 ayat 5 UU Penyiaran, KPID Jawa Tengah memutuskan lima lagu yang dipopulerkan seniman Solo tersebut hanya dapat disiarkan pada jam dewasa (pukul 22.00 WIB-03.00 WIB). Selain judul lagu di atas, lembaga pengawasan penyiaran tersebut turut membatasi 33 judul lagu yang dipopulerkan penyanyi lain dan melarang penayangan lima lagu yang dianggap cabul.

Cak Diqin menyatakan kecewa dengan putusan pembatasan penyiaran karyanya. Menurut seniman yang baru saja ikut memecahkan rekor Pertunjukan Campursari selama 73 Jam ini, lagu P****l Kecakot yang ia buat enam tahun yang lalu itu, karya garapannya sudah lolos lembaga sensor.

“Saya kecewa dengan KPID Jawa Tengah. Tanpa berkomunikasi dengan seniman yang bersangkutan, tiba-tiba nama kami muncul di media massa. Lagu ini kan sudah lolos sensor sebelumnya, kenapa baru disoal sekarang,” sesal Cak Diqin, saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa siang.

Cak Diqin membeberkan lagu P****l Kecakot semata-mata ia buat untuk tujuan menghibur. “Judulnya itu singkatan Penjaga Tilpun Kecamatan Kota. Kontennya sendiri tidak ada muatan pornografinya. Pesannya tentang komitmen, jadi sengaja saya balut dengan nuansa komedi,” bebernya.

Disinggung mengenai pengalaman yang baru dialaminya kali ini, Cak Diqin mengaku dirinya tak kapok berkarya. “Talenta ini sudah dipercayakan kepada saya. Saya tetap akan terus berkarya. Kreativitas tidak boleh berhenti di sini,” ujarnya.

Berterima Kasih
Berbeda dengan Cak Diqin, seniman Didi Kempot justru punya pandangan berbeda menyikapi lampu kuning KPID Jawa Tengah yang dialamatkan kepadanya. Dari tiga lagu yang diberi peringatan, Didi Kempot mengaku hanya menciptakan lagu Buka Bungkus. Sedangkan dua lainnya, diciptakan orang lain.

“Saya berterimakasih sudah diberi peringatan seperti ini. Ini arahan untuk berkarya yang lebih baik lagi ke depan,” katanya, saat dihubungi Solopos.com, Selasa sore.

Seniman yang sudah memproduksi lebih dari 700 judul lagu ini mengutarakan, lagu Buka Bungkus yang ia ciptakan delapan tahun lalu tersebut sudah lolos sensor. “Sejauh ini lolos sensor dan tidak ada yang mempermasalahkan. Tujuan saya berkarya selama ini 100% untuk kebaikan. Dari pengalaman ini saya akan berkarya lebih baik lagi,” tutup Didi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya