SOLOPOS.COM - Seorang petugas dari Polres Sragen, Brigadir Furri Mulcahyadi (kiri) berusaha menolong salah satu siswa SMPN 1 Sragen yang kesurupan, Senin (24/9/2012). (Eni Widiastuti/JIBI/SOLOPOS)

Petugas dari Polres Sragen, Brigadir Furri Mulcahyadi (kiri) berusaha menolong salah satu siswa SMPN 1 Sragen yang kesurupan, Senin (24/9/2012). (Eni Widiastuti/JIBI/SOLOPOS)

SRAGEN-Puluhan siswa SMPN 1 Sragen kembali kesurupan, Senin (24/9/2012). Akibat kejadian itu kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah tersebut terpaksa dihentikan.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Sebelumnya, Sabtu (22/9/2012), sekitar 20 siswa SMPN 1 Sragen mengalami kesurupan. Diduga, hal itu karena sebelumnya ada siswa yang bermain sambil memanggil roh halus.

Pantauan Solopos.com, sekitar pukul 08.30 WIB, beberapa siswa yang kesurupan mendapatkan pertolongan. Mereka berteriak-teriak, menangis, diam dan berteriak lagi. Beberapa siswa lain yang kesurupan, dibawa temannya ke masjid dekat sekolah dengan harapan bisa segera reda. Selainitu beberapa guru dan petugas dari kepolisian berusaha meredakan siswa yang kesurupan.

Pihak sekolah juga mendatangkan seorang kiai untuk membantu agar kejadian itu tidak semakin meluas. Kepala SMPN 1 Sragen, Muh Hadi Masykur, Solopos.com mengungkapkan siswa yang kesurupan pada hari ini, kebanyakan juga siswa yang kesurupan, Sabtu.

“Mereka kemungkinan karena kelelahan. Mereka yang kesurupan dan sudah sembuh, segera dipulangkan ke rumah.”

Masykur membantah jika terjadinya kesurupan di SMPN 1 Sragen karena sebelumnya ada siswa yang bermain sambil memanggil roh halus. “Itu faktor kelelahan saja,” ujarnya.

Senin pagi, ungkapnya, tidak diadakan upacara bendera sebagaimana biasanya. Siswa hanya dikumpulkan untuk diberikan arahan. Setelah itu seperti biasanya, siswa masuk kelas untuk berdoa bersama dan bagi yang muslim membaca ayat-ayat Alquran selama kurang lebih 15 menit. Namun ketika kegiatan belajar mengajar akan dimulai, beberapa siswa kesurupan.  “Karena situasi tidak konsudif, semua siswa diminta pulang ke rumah,” terangnya.

Salah seorang siswa Kelas VII SMPN 1, Nafis, mengaku sangat khawatir dengan kejadian itu. Sebagai muslim, ia berusaha menjaga diri dengan banyak berdoa meminta keselamatan kepada Allah SWT.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya